Depok (ANTARA) - Delapan mahasiswa program studi S-1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (K3 FKM UI) melaksanakan Praktik Belajar Lapangan (PBL) 1 dalam bentuk program intervensi dan sosialisasi kesiapsiagaan bencana di SDN Sepanjang Jaya II Kota Bekasi.
Kedelapan mahasiswa tersebut tergabung sebagai Kelompok 5 PBL 1 yang terdiri dari Melvern, Wida, Tanaya, Juan, Mahira, Sabrina, Agata, dan Aliif.
Program yang dibawakan oleh Kelompok 5 bernama “SIGMA (Siaga Menghadapi Banjir) – Program Penguatan Mitigasi Bencana Banjir Melalui Pengelolaan Sampah dan Kesiapsiagaan Darurat pada Siswa/i SDN Sepanjang Jaya II Kota Bekasi” dan diikuti oleh 66 siswa/i kelas 5 dan 18 guru SDN Sepanjang Jaya II.
"Program SIGMA ini meliputi observasi dan wawancara kaji risiko, edukasi kesiapsiagaan banjir, praktik P3K dan filtrasi air kotor yang bekerja sama dengan Kantor Keselamatan, Direktorat Kesejahteraan Kampus (DKK) UI serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi" jelas Ketua Kelompok 5 PBL 1, Melvern Adrian Parapat dalam keterangannya, Senin.
Dalam pelaksanaannya, Kelompok 5 PBL 1 dibimbing oleh Prof. Doni Hikmat Ramdhan sebagai pembimbing dari fakultas dan Ibu Munfingatun, M.Pd. selaku Kepala SDN Sepanjang Jaya II sekaligus pembimbing dari sekolah.
Program SIGMA merupakan salah satu bentuk implementasi K3 FKM UI dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat sekaligus menjadi sarana bagi mahasiswa untuk berperan aktif dalam memberikan kontribusi nyata kepada lingkungan pendidikan dasar.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa berkesempatan untuk berbagi ilmu dan keterampilan serta membangun hubungan yang positif dengan pihak sekolah, guru, dan siswa.
SDN Sepanjang Jaya II dipilih sebagai sasaran program karena memiliki riwayat terdampak banjir yang signifikan.
Pada tahun 2020, banjir setinggi 1 meter merusak berbagai fasilitas penting seperti komputer, arsip, dan buku pelajaran. Peristiwa serupa kembali terjadi pada 4 Maret 2025 dengan ketinggian air lebih dari 1 meter yang merendam lapangan dan lantai satu gedung.
Selain itu, gudang mengalami kerusakan parah dan seluruh aktivitas sekolah harus dihentikan selama lima hari. Hingga seminggu setelahnya, dampak banjir masih terlihat dalam bentuk peralatan kotor, tembok berbekas air, serta buku perpustakaan yang rusak atau hanyut.
Kondisi ini menunjukkan perlunya intervensi untuk membantu sekolah membangun ketangguhan menghadapi bencana banjir yang berulang.
Sebagai bagian dari tahapan awal intervensi, Kelompok 5 PBL 1 melakukan observasi langsung dan wawancara dengan warga sekolah SDN Sepanjang Jaya II untuk mengidentifikasi potensi risiko serta tingkat pengetahuan mereka terhadap keselamatan dan kesehatan di lingkungan sekolah.
Hasil observasi menunjukkan bahwa sekolah belum dilengkapi dengan jalur evakuasi, titik kumpul, maupun rambu-rambu keselamatan.
Beberapa fasilitas juga berada dalam kondisi yang kurang optimal, seperti pintu yang sudah tidak layak, selokan yang kotor, dan rak buku bagian bawah yang dikosongkan karena berada pada posisi rendah dan berisiko terkena banjir.
Hal ini cukup relevan mengingat SDN Sepanjang Jaya II pernah mengalami banjir pada tanggal 4 Maret 2025.
Wawancara bersama Petugas Sekolah, Bang Jure
Sementara itu, hasil wawancara dilakukan terhadap siswa, guru, dan seorang petugas keamanan (satpam).
Dari wawancara dengan para siswa, ditemukan bahwa sebagian besar belum memahami apa itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta belum mahir dalam mengenali bahaya di sekitar lingkungan sekolah.
Meskipun jarang menyadari adanya potensi bahaya karena kurang peka, mereka telah mengetahui langkah-langkah dasar jika terjadi keadaan darurat serta kepada siapa mereka harus melapor ketika terjadi cedera.
Namun, banyak dari mereka yang belum memahami arti rambu-rambu keselamatan yang ada di sekolah.
Di sisi lain, petugas keamanan sekolah memberikan respons yang cukup positif.
Ia menyampaikan bahwa dirinya telah mengikuti pelatihan penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), mengetahui prosedur evakuasi, dan sering melaporkan potensi bahaya ke pihak sekolah.
Ia juga pernah menangani insiden ringan, terutama yang melibatkan siswa cedera ringan, dengan langsung membawa siswa ke UKS atau memberikan pertolongan pertama.
Dalam wawancara, beliau mengatakan, “Kalau ada anak jatuh atau luka-luka ringan, biasanya saya arahin ke UKS, kalau ringan saya bantu langsung dulu, tapi kalau berat baru diarahkan ke guru.
Temuan dari observasi dan wawancara ini menjadi dasar penting dalam menyusun program intervensi yang tepat sasaran, terutama dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa serta tenaga pendidik terkait kesiapsiagaan dan keselamatan di sekolah.
Pemaparan Materi oleh Mahasiswa K3 FKM UI
Kegiatan hari pertama program SIGMA berlangsung pada hari Senin, 16 Juni 2025.
Kegiatan dimulai dengan sesi pertama yang diisi oleh pemaparan materi dari mahasiswa K3 Universitas Indonesia kepada 66 siswa kelas 5 SD. Sebelum penyampaian materi, peserta terlebih dahulu mengisi lembar pre-test yang terdiri dari lima soal dengan format pilihan "Benar" atau "Salah" guna mengetahui tingkat pemahaman awal siswa terkait topik kebencanaan.
Materi yang disampaikan mencakup pengertian banjir, tanda-tanda awal terjadinya banjir, serta langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap pra-bencana, saat terjadi bencana, dan pasca-bencana.
Agar suasana lebih interaktif dan menarik, sesi ini diselingi dengan kuis singkat antar materi. Setelah pemaparan selesai, siswa kembali diminta untuk mengisi post-test dengan format soal yang sama untuk mengukur peningkatan pengetahuan.
Praktik P3K bersama Kantor Keselamatan DKK UI
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi kedua yang disampaikan oleh perwakilan dari Kantor Keselamatan Direktorat Kesejahteraan Kampus (DKK) Universitas Indonesia. Sebelum memulai pemaparan, suasana dicairkan melalui kegiatan pemanasan bersama siswa.
Materi yang diberikan berfokus pada Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dengan penekanan pada praktik langsung seperti penggunaan mitela, teknik imobilisasi menggunakan bidai, penanganan korban tersedak, serta metode pengangkatan dan pemindahan korban menggunakan tandu.
Setiap siswa dikelompokkan dan diarahkan untuk mempraktikkan teknik-teknik yang telah disampaikan. Sesi ini ditutup dengan penyerahan sertifikat penghargaan kepada pihak DKK UI oleh panitia SIGMA, serta dokumentasi melalui foto bersama.
Memasuki sesi ketiga, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan kepada tenaga pendidik SDN Sepanjang Jaya 2. Sesi ini diisi oleh narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi.
Materi yang disampaikan mencakup penjelasan mengenai upaya penanggulangan bencana secara menyeluruh, mulai dari tahap pra-bencana, respon saat terjadi bencana, hingga pemulihan pasca-bencana. Selain itu, ditampilkan pula dokumentasi video terkait peristiwa banjir yang pernah terjadi di wilayah Bekasi sebagai bahan refleksi dan pembelajaran.
Edukasi Kegawatdaruratan Bencana oleh BPBD Kota Bekasi kepada Guru-Guru SDN Sepanjang Jaya II.
Sebagai bentuk penutup kegiatan, para guru diberikan kesempatan untuk mencoba simulasi pemadaman api melalui teknologi Virtual Reality (VR), yang memberikan pengalaman langsung dalam penggunaan alat pemadam api ringan (APAR).
Kegiatan hari pertama ditutup secara resmi dengan penyerahan sertifikat penghargaan kepada BPBD Bekasi dari tim SIGMA, serta dokumentasi bersama sebagai bentuk apresiasi atas kolaborasi yang telah terjalin.
Program SIGMA pun kembali berlanjut pada hari kedua, yaitu Selasa, 17 Juni 2025. Para peserta kembali mengikuti rangkaian kegiatan yang dirancang lebih interaktif dalam meningkatkan kesiapsiagaan para siswa dalam menghadapi bencana banjir.
Kegiatan diawali dengan sesi pemaparan materi singkat mengenai filtrasi air sebagai salah satu metode penting yang diperlukan dalam memperoleh air bersih saat kondisi darurat, seperti banjir. Materi yang disampaikan meliputi ciri-ciri air kotor, pengertian filtrasi air, pentingnya filtrasi air, serta alat dan bahan untuk melakukan filtrasi air.
Sesi Games Program SIGMA
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sesi games edukatif, di mana peserta dibagi menjadi enam kelompok dan diminta menyelesaikan misi di empat pos berbeda yang mewakili berbagai aspek kesiapsiagaan bencana yang telah diajarkan sebelumnya.
Di pos 1, peserta diminta mengenali bahaya saat banjir terjadi melalui gambar yang disediakan. Kemudian, pos 2 hingga pos 4 berfokus dalam menyiapkan tas siaga bencana, melakukan praktik filtrasi air, serta mencocokkan masalah dan solusi yang tepat menggunakan media kartu permainan.
Penghargaan kepada Siswa/i Peserta Program SIGMA
Setelah sesi games selesai, dilakukan pengumuman pemenang, dan penyerahan hadiah untuk juara 1–3 dari games edukatif. Selanjutnya, dilakukan penutupan kegiatan dengan memberikan sertifikat dan plakat untuk SDN Sepanjang Jaya II sebagai mitra dari program SIGMA.
Lalu, kegiatan dilanjutkan dengan penghargaan Sigma Boy dan Sigma Girl kepada seluruh siswa yang hadir. Penghargaan ditandai dengan pemberian pin sebagai simbol bahwa siswa dan siswi SDN Sepanjang Jaya II telah siap dalam menghadapi bencana, khususnya banjir.
Sebagai hasil konkret dari Program SIGMA, mahasiswa K3 FKM UI menghasilkan beberapa luaran fisik sebagai bentuk keberlanjutan dari edukasi yang telah diberikan terkait upaya mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana banjir di SDN Sepanjang Jaya II Kota Bekasi.
Luaran tersebut diantaranya berupa pemasangan poster edukatif di berbagai titik strategis sekolah yang memuat informasi penting mengenai pemilahan sampah, filtrasi air, isi kotak P3K, tas siaga bencana, serta panduan tindakan pada fase pra-bencana, saat bencana dan evakuasi, hingga pasca-bencana.
Selain itu, untuk mendukung kesiapsiagaan secara struktural, Kelompok 5 turut memberikan peta jalur evakuasi yang dilengkapi dengan pemasangan stiker penunjuk arah keluar (exit), tanda jalur evakuasi, serta plat titik kumpul yang dapat dijadikan rujukan saat terjadi keadaan darurat di lingkungan sekolah.
Sebagai bentuk peningkatan fasilitas keselamatan, Kelompok 5 juga menyerahkan sebuah kotak P3K lengkap dengan isinya kepada pihak sekolah yang dapat dimanfaatkan dalam situasi darurat yang membutuhkan pertolongan pertama.
Kemudian, pada aspek pengelolaan lingkungan, diserahkan pula satu set tempat sampah tiga warna (organik, anorganik, dan B3) guna mendorong kebiasaan memilah sampah sejak dini. Dan sebagai penutup, diserahkan buku saku dan flyer edukatif berisi materi inti program SIGMA yang tidak hanya menjadi kenang-kenangan, tetapi juga dapat diperbanyak dan disebarluaskan oleh pihak sekolah sebagai media pembelajaran berkelanjutan bagi siswa, guru, maupun orang tua.
Para siswa dan guru SDN Sepanjang Jaya II menunjukkan respons yang sangat positif terhadap rangkaian kegiatan program SIGMA.
Para siswa tampak antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan, mereka mengatakan bahwa seluruh rangkaian kegiatan program SIGMA ini sangat seru dan beberapa dari mereka mengatakan bahwa tebak kata dan pos filtrasi air merupakan rangkaian kegiatan yang paling mereka sukai.
Serah terima kenang-kenangan berupa Plakat kepada SDN Sepanjang Jaya II
Di sisi lain, para guru juga menunjukkan antusiasme tinggi selama sesi sosialisasi bersama BPBD Kota Bekasi. Mereka aktif berdiskusi saat pemaparan materi dan tampak bersemangat ketika mencoba secara langsung media Virtual Reality yang diperkenalkan oleh narasumber.
Melalui program SIGMA ini, diharapkan para siswa dapat tumbuh menjadi generasi yang lebih tanggap dan siaga dalam memitigasi banjir.
Selain itu, para guru juga diharapkan dapat senantiasa mendukung dengan menanamkan nilai kesiapsiagaan terhadap banjir kepada para siswa dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.