Sorong (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Raja Ampat menutup akses kunjungan wisatawan ke spot-spot wisata, khususnya di Wayag di Distrik Waigio Barat Kepulauan, imbas dari pemalangan oleh masyarakat.
Bupati Raja Ampat Orideko Burdam, di Sorong, Kamis, menjelaskan, pembatasan atau pemberhentian kunjungan wisatawan sementara ke pulau dimaksud merupakan bagian penting untuk mengantisipasi adanya hal yang tidak diinginkan terjadi kepada wisatawan.
"Saya minta supaya aktivitas wisata di Waigio Barat Kepulauan ditutup sementara," katanya.
Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan keputusan pencabutan IUP dari empat perusahaan tambang nikel di Raja Ampat dalam rapat terbatas bersama beberapa menteri, Senin (9/6).
Baca juga: Wamenpar Ni Luh Puspa minta jaga alam Raja Ampat agar tidak rusak
Baca juga: Menpar sebut industri ekstraktif harus kedepankan pariwisata berkelanjutan
Empat IUP yang dicabut itu dimiliki oleh PT Anugerah Surya Pratama, PT Nurham, PT Melia Raymond Perkasa, dan PT Kawai Sejahtera.
Dampak dari keputusan itu, masyarakat yang menjadi karyawan PT. Melia Raymond Perkasa dan PT. KSM yang selama ini mendapatkan manfaat dari perusahaan tambang itu melalukan pemalangan terhadap spot wisata di Wayag.
Upaya konkret yang telah dilakukan Pemerintah Raja Ampat adalah melaksanakan kunjungan ke Pulau Manyaifun dan Batan Pele, Rabu (11/6/), untuk melihat kondisi di sana dan sekaligus mendengarkan aspirasi masyarakat.
Baca juga: Raja Ampat kembangkan wisata berbasis ekosistem
"Kita sudah turun ke Pulau Manyaifun dan mendengar aspirasi mereka, itulah yang akan kita bahas dalam kegiatan gelar tikar adat," ujarnya.
Menurut dia, segala persoalan yang ada harus diselesaikan dengan baik untuk mengakomodasi seluruh kepentingan masyarakat terdampak penutupan tambang nikel.
"Saya minta, mari kita hindari konflik, kita mengedepankan komunikasi yang baik. Tapi pada intinya nanti kita dalam waktu dekat kita gelar tikar adat untuk mencari solusi konkret," kata Bupati Raja Ampat Orideko Burdam.