Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyampaikan bahwa penduduk lanjut usia perlu dicegah dari stres teknologi untuk menghadapi fenomena populasi menua atau aging population.
Berdasarkan statistik penduduk lansia tahun 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), menyebutkan 49,56 persen lansia sudah menggunakan gawai, namun, hanya seperlimanya yang dapat mengakses dan menggunakan internet.
"Sehingga, kami perlu meluncurkan program yang memperhatikan para lansia," kata Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN Budi Setiyono di Jakarta, Rabu.
Budi menyebutkan para lansia yang terus menerus terpapar konten digital rentan terkena techno stress atau stres akibat teknologi. Kurangnya literasi digital juga membuat mereka menjadi target empuk para pelaku kejahatan.
Kementerian menginisiasi program Lansia Berdaya (Sidaya) agar para lansia tetap mendapatkan literasi digital dalam menghadapi tantangan bonus demografi.
BPS mencatat persentase lansia (usia 60 tahun ke atas) di Indonesia sebesar 11,75 persen atau sekitar 32 juta orang pada 2023, naik 1,27 persen dibanding tahun sebelumnya.
Baca juga: Pemkab OKU Selatan mewisuda 45 lansia usai lulus ikuti Program Sekolah Lansia
Baca juga: PPIH fasilitasi 27 rute Bus Shalawat
