Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Christina Aryani mengingatkan mahasiswa Politeknik Pariwisata Lombok, Nusa Tenggara Barat, jangan mudah percaya pada iklan perekrutan bekerja di luar negeri ilegal yang muncul di media sosial.
Wamen Christina juga meminta mahasiswa Poltekpar Lombok, yang juga calon pekerja migran potensial sektor hospitality, untuk melaporkan ke Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTB jika melihat iklan rekrutmen bekerja di luar negeri yang mencurigakan.
"Ini harus dipahami, karena walaupun sudah jelas, tapi tetap aja ada yang jadi korban," katanya saat sharing session dengan ratusan mahasiswa di Poltekpar Lombok, Selasa.
Wamen Christina juga meminta mahasiswa Poltekpar Lombok, atau masyarakat yang melihat iklan rekrutmen ilegal untuk menyampaikannya melalui situs web dan media sosial Kementerian P2MI.
Dia mengaku bangga dengan keinginan mahasiswa Poltekpar Lombok yang hampir 78 persen ingin bekerja di luar negeri seperti Malaysia dan negara tujuan lain.
"Nah, jika minat itu sudah ada, menjadi tugas kami untuk menjelaskan prosedurnya seperti apa, supaya mereka bisa lebih terarah, aman dan paham aturan bekerja di luar negeri," kata Christina.
Saat ini, Turki, Kroasia dan Bulgaria sedang membuka peluang untuk pekerja migran dari Indonesia di sektor hospitality.
Baca juga: Menteri P2MI jamin pelindungan lebih baik bagi pekerja migran saat cabut moratorium Saudi
Baca juga: Wamen P2MI sebut dunia global tuntut pekerja migran trampil
Jangan mudah percaya iklan kerja luar negeri di medsos
Selasa, 25 Maret 2025 22:17 WIB

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani (keempat kiri depan) saat sharing session dengan ratusan mahasiswa di Poltekpar Lombok, Selasa (25/3/2025). (ANTARA/HO-KP2MI)