Dhaka, Bangladesh (ANTARA) - Program Pangan Dunia PBB (WFP) pada Jumat meminta pendanaan mendesak untuk mencegah pemotongan jatah makanan bagi lebih dari sejuta pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Badan tersebut mengatakan bahwa mereka membutuhkan 15 juta dolar AS (sekitar Rp244,4 miliar) untuk bulan April dan 81 juta dolar (sekitar Rp1,3 triliun) hingga akhir tahun 2025 untuk mempertahankan jatah makanan penuh.
Tanpa pendanaan mendesak tersebut, jatah makanan bulanan per orang harus dikurangi setengahnya menjadi 6 dolar per dari sebelumnya 12,50 dolar, terlebih menjelang persiapan Idul Fitri yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadhan di akhir Maret, kata WFP Bangladesh dalam sebuah pernyataan.
Pada Rabu, WFP menulis surat kepada pejabat pengungsi Bangladesh tentang rencananya untuk mengurangi separuh jatah makanan per orang per bulan untuk pengungsi Rohingya mulai 1 April karena kekurangan dana.
"Krisis pengungsi Rohingya masih menjadi salah satu krisis terbesar dan terlama di dunia," kata Direktur Negara WFP di Bangladesh, Dom Scalpelli.
Pemerintah Bangladesh mengaitkan krisis pendanaan tersebut dengan penutupan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump bulan lalu karena badan tersebut menyediakan 80 persen bantuan keuangan WFP untuk Rohingya.
Sumber : Anadolu
Baca juga: Uni Eropa kucurkan dana 68 juta euro untuk bantu penanganan krisis Rohingya
Baca juga: UNHCR khawatir pengungsi Rohingya kelaparan