Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey mengatakan bahwa dirinya melakukan diplomasi sambal karena menyukai makanan pedas dan sangat menyukai sambal.
“Saya sangat suka sambal dan bagi saya bukan makan namanya kalau tidak ada sambal,” kata Jermey dalam acara iftar Kedubes Inggris di Jakarta, Kamis.
Dalam acara tersebut, Jermey membuat sambal kenari asal Maluku dibantu oleh Meiliati Batubara dari NUSA Gastronomy.
Jermey juga mengatakan bahwa sejauh ini, rasa sambal yang paling disukainya adalah sambal rujak yang disantapnya bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Jawa Timur.
“Ke mana pun saya pergi, entah di Banda Aceh, Bali, Lombok, Jawa atau di Maluku, saya mencoba sambal. Semua orang di Indonesia punya sambal favorit masing-masing,” lanjut Jermey.
Menurut dia, mencoba sambal khas setiap daerah merupakan cara yang bagus untuk terhubung dengan orang lain dan berdiskusi tentang budaya serta belajar tentang Indonesia.
Jermey mengatakan perjalanan diplomasi sambal itu dia mulai saat berkunjung ke Indonesia untuk pertama kalinya 25 tahun yang lalu.
Karena kesukaannya yang begitu besar pada sambal, dia ingin ada kesempatan untuk mengunjungi banyak daerah di Indonesia.
“Saya akan mencoba sambal baru di setiap tempat yang saya kunjungi. Ini adalah cara yang bagus untuk melihat Indonesia. Ini juga cara yang menyenangkan untuk mengenal orang-orang,” ujar Jermey.
Bangun kemitraan
Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer berkomitmen saling membangun kemitraan baru yang didasarkan pada prinsip saling menghormati dan kerja sama, kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey.
Jermey mengatakan kemitraan strategis baru tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di kedua negara, meningkatkan sektor pertahanan dan keamanan, serta mempercepat kemajuan dalam mengatasi krisis iklim dan alam.
“Kemitraan ini kami fokuskan ke banyak sektor, termasuk kesehatan dan pendidikan, perubahan iklim, alam dan transisi energi yang didukung oleh dana pembangunan Inggris sebesar 200 juta poundsterling (Rp4,1 triliun),” kata Jermey.
Jermey melanjutkan, pekan lalu meresmikan universitas gabungan, yaitu Deakin University Lancaster University Indonesia (DLI) di Bandung, Jawa Barat, menggarisbawahi bahwa kampus tersebut merupakan bukti komitmen Inggris untuk terus meningkatkan kemitraan dengan Indonesia di sektor pendidikan.
Dia juga menyebutkan bahwa bulan lalu, Indonesia dan Inggris meluncurkan proyek kerja sama infrastruktur hijau “Melaju” dengan pendanaan sekitar 24,5 juta poundsterling (Rp515 miliar).
Proyek Melaju dirancang dengan empat pilar utama, yakni pengembangan kebijakan, pengembangan dan pelaksanaan proyek, mobilisasi keuangan dan investasi, serta kolaborasi dan kemitraan.
Selain itu, Dubes yang pernah bertugas di Afghanistan dan Uni Emirat Arab (UAE) itu mengatakan hubungan antara masyarakat juga penting, termasuk berbagi pengalaman dan pertukaran budaya.
“Itulah sebabnya acara buka puasa malam ini sangat istimewa. Kita merayakannya dengan semangat persahabatan dan juga berbagi selera melalui takjil,” kata Jermey pula.
Menurut dia, bulan suci Ramadhan adalah waktu untuk merenung peribadahan dan momentum yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-teman dekat.
“Jadi senang sekali kita semua berada di sini dalam semangat Ramadhan menjalin tali silaturahmi,” ujarnya.
Infrastruktur berkelanjutan
Pemerintah Indonesia dan Inggris pada 20 Januari 2025 meluncurkan proyek kerja sama infrastruktur berkelanjutan bernama Melaju guna mendorong pembangunan di Indonesia sekaligus meningkatkan upaya mengatasi tantangan perubahan iklim.
Melaju dibangun atas dasar kolaborasi yang sudah ada, seperti UK PACT dan program Future Cities, yang mencerminkan komitmen untuk menghubungkan masyarakat, memungkinkan kesejahteraan, dan mengatasi tantangan mendesak seperti perubahan iklim, kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey.
Dengan menggunakan kata Melaju, Inggris ingin menjadikan proyek tersebut tonggak penting untuk meningkatkan hubungannya dengan Indonesia, terutama di sektor infrastruktur yang berkelanjutan karena kedua negara berkomitmen untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi kedua bangsa, katanya.
Untuk mendorong tujuan tersebut, Proyek Melaju dirancang dengan empat pilar utama, yakni pengembangan kebijakan, pengembangan dan pelaksanaan proyek, mobilisasi keuangan dan investasi, serta kolaborasi dan kemitraan.
Dalam hal pengembangan kebijakan, Inggris menjadikan Proyek Melaju sebagai upaya memperkuat sistem regulasi, meningkatkan kapasitas, dan membangun keahlian yang dibutuhkan untuk meletakkan dasar bagi infrastruktur berkelanjutan dan pertumbuhan hijau.
Pada pilar berikutnya, yakni pengembangan dan pelaksanaan proyek, Inggris berharap proyek tersebut benar-benar dapat dilaksanakan.
Untuk mencapai tujuan itu, Dubes Jermey menilai perlu ada persiapan yang cermat melalui kerja sama dengan mitra pemerintah guna memastikan bahwa proyek tersebut dapat dirancang dengan baik dan dapat mengakses pendanaan yang diperlukan.
Kemudian, dalam hal mobilisasi keuangan dan investasi, Inggris ingin memastikan pendanaan, yang sering kali menjadi kendala dalam proyek infrastruktur berkelanjutan, dengan memobilisasi sumber daya keuangan dari sektor publik dan swasta.
Ini berarti memanfaatkan ekosistem keuangan kelas dunia di Inggris dan melibatkan organisasi seperti UK Export Finance, British International Investment, dan sektor swasta yang lebih luas untuk memastikan bahwa proyek tersebut mendapatkan pendanaan yang dibutuhkan untuk mewujudkannya.
Sementara itu, pada pilar terakhir, yaitu kolaborasi dan kemitraan, Inggris ingin mendorong terciptanya jaringan yang dinamis, yang mendorong inovasi berkelanjutan, dengan meningkatkan dialog lintas jaringan pemangku kepentingan yang luas.
Turut hadir dalam acara peluncuran tersebut, Menteri Inggris untuk Indo-Pasifik Catherine West yang menilai proyek tersebut sebagai bukti komitmen negaranya untuk mendukung prioritas Indonesia, termasuk pertumbuhan berkelanjutan, inovasi perkotaan, dan transisi energi yang adil.
Proyek ini, kata West, akan memanfaatkan keahlian terbaik Inggris dan Indonesia dalam infrastruktur berkelanjutan dan didukung oleh ambisi bersama kami untuk meningkatkan efisiensi energi sekaligus menyediakan sistem transportasi umum yang aman dan mudah diakses.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mewakili Pemerintah RI di acara peluncuran Proyek Melaju itu, menyebut proyek tersebut sebagai refleksi atas komitmen bersama untuk mendorong inovasi dan kolaborasi guna mengatasi tantangan dan peluang infrastruktur berkelanjutan.
AHY berterima kasih atas peluncuran Mrlaju, yang akan meletakkan dasar bagi kemitraan yang lebih besar antara Inggris dan Indonesia saat kita membangun masa depan yang lebih hijau dan lebih tangguh.