Bandung (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin berharap pendingin bergerak bertenaga surya (Mobile Cold Storage Solar Powered/MCS) tersedia hingga di daerah-daerah sentra penghasil ikan.
Seperti sarana MCS dengan pendanaan Hibah Kompetitif Tahun 2024 yang dihadirkan pada Senin di Kabupaten Subang, kepada Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Mina Fajar Sidik Desa Blanakan, Kecamatan Blanakan, dipakai sebagai sarana penyimpanan dan pengawetan ikan hasil tangkapan nelayan.
"Desa Blanakan merupakan salah satu kawasan potensial sektor perikanan Jabar," kata Bey di Subang.
Karena itu, kata dia, tepat Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) bersama ITB mengembangkan inovasi yang berdampak nyata bagi masyarakat. "Saat ini tengah dikembangkan adalah Mobile Cold Storage (MCS) berbasis solar cell," kata Bey.
Baca juga: BRI serahkan bantuan gudang beku Papmiso Indonesia
Dengan suhu minimum 0 sampai -5 derajat Celcius, MCS dapat menyimpan hingga tiga ton ikan tangkapan nelayan, dengan kapasitas PLTS Off- Grid 7,2 KWp dan kapasitas baterai 20 KWAh.
"Jadi bisa menambah lama penyimpanan, tidak perlu cepat-cepat dijual. Kalau buru-buru dijual harganya bisa turun," katanya.
Bey mengungkapkan MCS kolaborasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dengan ITB akan direplikasi ke sentra perikanan lain di Jabar. Bahkan akan semakin masif dengan menggandeng berbagai pihak baik swasta atau pemerintah pusat.
"Mungkin bisa bersama perusahaan dengan CSR (Corporate Social Responsibility). Kadis (Kelautan dan Perikanan Jabar) juga akan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan agar dibantu bisa lebih banyak lagi," ujarnya.
Dengan begitu MCS Solar Powered ini akan berdampak baik untuk rantai industri perikanan di Jabar karena dapat meringankan nelayan dan koperasi nelayan dalam operasional distribusi ikan hasil tangkapan.
Baca juga: JIEP siapkan Cold Storage kapasitas 5000 ton di Kawasan Industri Pulogadung
"Saya rasa ini baik ditiru di tempat lain," ungkap Bey.
Bey juga berharap kerja sama Pemprov Jabar bersama ITB akan terus terjalin dan ditingkatkan untuk menyejahterakan rakyat Jawa Barat.
Wakil Rektor ITB Bidang Riset dan Inovasi Prof. Brian Yuliarto mengungkapkan ITB bangga dapat bekerjasama dengan Pemprov Jabar membantu permasalahan riil di lapangan.
Ia berharap penelitian ITB bisa benar-benar bermanfaat untuk masyarakat. Contohnya dengan menghadirkan Mobile Cold Storage Solar Powered ini.
"Ini 'free maintenance', pemeliharaannya ringan. Kita juga sudah latih untuk tenaga di sini. Mudah-mudahan dapat meringankan warga dan di akhir dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Brian.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jabar, Ai Saadiyah Dwidaningsih menyebutkan, Jabar potensial untuk energi baru terbarukan (EBT) dan seyogianya EBT dapat dimanfaatkan untuk semua sektor, termasuk kali ini di sektor perikanan.
Baca juga: Pemerintah bangun "cold storage" ikan berkapasitas 300 ton di Indramayu
MCS memiliki sejumlah keuntungan jika digunakan, yakni pengurangan emisi hingga 8,62 tonCO2Eq per tahun dan penghematan genset 3 kW 2 liter per jam senilai Rp141.474.000 per tahun.
Keuntungan lainnya, penghematan listrik PLN dengan TDL Rp1699,53/kWh atau Rp15.112.220 per tahun serta penghematan nelayan dengan adanya MCS 3 ton, asumsi ongkos penyimpanan Rp150 per kilogram (kg) atau Rp164.250.000 per tahun.
"Jadi saya kira inisiasi ini baik sekali, secara berharap tentunya ini bisa dilakukan secara masif," kata Ai.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar, Hermansyah Manap mengatakan, sarana penyimpanan hasil tangkapan nelayan merupakan salah satu kebutuhan dasar di sektor perikanan.
"Apalagi di sini sangat aktif. Pada saat musim ikan, ada sekitar enam bulanan setiap tahun, produksinya sangat besar di sini.
Ketua KUD Mina Fajar Sidik Blanakan, Dasam mengatakan, dengan adanya "cold storage", kualitas ikan terjaga dengan baik sampai dipasarkan.