Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa dalam kunjungannya ke dua desa wisata yang ada di Yogyakarta yakni Desa Wisata Tinalah dan Desa Wisata Pandanrejo, mengatakan terdapat peluang yang cukup besar dan berikut tantangannya.
"Kunjungan kali ini untuk melihat keunggulannya dan kemudian apa yang perlu untuk dikembangkan bersama-sama," kata Wamenpar Ni Luh Puspa melalui keterangan resmi yang diterima Antara, Sabtu.
Peluang yang bisa dimanfaatkan oleh dua desa ini melalui alamnya yang memiliki keindahan luar biasa. Hal tersebut terdapat pada Desa Wisata Tinalah, desa ini berlokasi di antara Sungai Tinalah dan Pegunungan Menoreh.
Sehingga, lokasi ini memiliki potensi yang cukup besar jika dimanfaatkan untuk objek pariwisata karena memiliki berbagai hal positif seperti keindahan alam, budaya, wisata sejarah, hingga menjadi salah satu lokasi studi banding desa wisata di Yogyakarta.
Dengan keindahan alam yang cukup menjanjikan ini, tak ayal sebanyak 9 ribu wisatawan sudah mengunjungi lokasi tersebut sepanjang tahun 2024 yang lalu.
Sementara diselimuti dengan berbagai keindahan di dalamnya, pihak Kemenpar menilai terdapat beberapa tantangan yang tidak mudah seperti pengadaan toilet bersih dan pengelolaan sampah TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle). Sebab health and hygiene menjadi salah satu aspek utama dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI).
Jika hal tersebut bisa ditangani dengan baik dan segera, Tinalah yang merupakan salah satu desa wisata penyangga Destinasi Super Prioritas Kawasan Borobudur ini, bisa menambah kembali catatan prestasi baru di tahun 2025.
Catatan prestasi yang sudah ditorehkan desa wisata tersebut pada tahun 2024 di antaranya adalah Silver Award Employing and Upskilling Local Communities Responsible Tourism Awards Southeast Asia 2024.
Baca juga: Menpar kunjungi Desa Wukirsari Bantul peraih Best Tourism Village 2024
Baca juga: Sejumlah desa wisata di Indonesia berhasil raih penghargaan di ASEAN Tourism Award 2025