Tanjung Selor (ANTARA) - Sebuah parang milik pria paruh baya itu berulang kali mendarat di batang gaharu. Perlahan serpihan potongan batang gaharu berhasil dikumpul dalam karung besar ukuran 50 kilogram.
Pria yang akrab dikenal sebagai Indra Hasan ini memanen totok, cacahan batang gaharu, dari pohon yang ditanam empat tahun silam di lahan Hutan Desa Laban Nyarit, Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.
Estafet pekerjaan dilanjutkan oleh Liyan Angit. Totok yang telah dipanen, ia jemur beralas tikar rotan selama tiga hari untuk memastikan kadar airnya berkurang.
Selanjutnya totok akan masuk ke tahap penyulingan. Inilah yang dikerjakan anggota Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Gaharu Desa Laban Nyarit yang sedang mempersiapkan uji coba alat penyuling gaharu bantuan Bank Indonesia.
Rifqi Andi F, Manager Fungsi Pengembangan UMKM Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, mengatakan UMKM adalah sumber potensi perkembangan ekonomi yang baru. Salah satu fokus Bank Indonesia adalah mengembangkan usaha berdasarkan kekhasan daerah setempat.
Contohnya, ia melihat potensi besar dalam hilirisasi produk gaharu, yang tidak hanya bernilai tinggi, tetapi juga memiliki peluang ekspor yang menjanjikan. Hal ini akan memberi mereka kesempatan untuk menjual produk dengan harga yang lebih tinggi, mengurangi ketergantungan pada penjualan bahan mentah, dan memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.
“Setelah melakukan assessment, kami menemukan bahwa Desa Laban Nyarit memiliki potensi yang luar biasa untuk pengembangan ekonomi berbasis gaharu," ujar dia.
Proses penyulingan gaharu memerlukan waktu 72 jam yang dinilai cukup lama. Oleh karena itu, penambahan kapasitas alat penyulingan diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak gaharu secara signifikan.
Ketua KUPS Gaharu Irang Lungu menyatakan komitmennya untuk memanfaatkan alat suling gaharu yang baru diterima secara optimal guna meningkatkan produksi minyak gaharu.
Stok bahan penyulingan gaharu melimpah berkat upaya masyarakat yang semakin aktif membudidayakan pohon gaharu secara berkelanjutan. Selain itu, ia menegaskan bahwa pemanfaatan alat ini akan tetap sejalan dengan upaya menjaga kelestarian hutan sebagai sumber daya utama yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Senada dengan Irang Lungu, Kepala Desa Laban Nyarit Agustinus Aran menyambut gembira bantuan alat suling gaharu yang diberikan kepada KUPS Gaharu.
Dengan adanya alat itu, masyarakat desa yang sebelumnya hanya menjual bahan baku gaharu secara mentah kini mampu mengolahnya sendiri di desa, membuka peluang baru untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan ekonomi lokal.

Baca juga: Budidaya Tanaman Gaharu Di Lampung Berkembang Pesat
Baca juga: Bea Cukai sita kayu gaharu pada patroli bersama di jalan tikus perbatasan RI-Malaysia