Jakarta (ANTARA) - Malaysia Open merupakan turnamen bulu tangkis tahunan yang cukup tua, sudah berusia 87 tahun, sejak diadakan pada 1937.
Turnamen yang naik tingkat ke Super 1000 alias seri tertinggi, sejak 2023 itu telah dimainkan di berbagai lokasi di Negeri Jiran, seperti Johor Bahru, Kota Kinabalu, Kuching, Penang, Selangor, dan Kuantan.
Kompetisi tahunan para pebulutangkis dunia ini sempat tak digelar beberapa kali, lantaran Perang Dunia II pada kurun 1942 hingga 1946, lalu terhenti dengan alasan internal negeri jiran pada 1969 hingga 1982, dan lantaran pandemi COVID-19 sejak 2020 hingga 2021.
Meskipun turnamen itu didominasi oleh tuan rumah dan China yang berkali-kali menjuarai, pebulu tangkis Indonesia pun sempat mengukir prestasi di ajang bergengsi tersebut.
Sebut saja Ferry Sonneville berhasil mencatatkan dirinya sebagai pemain tunggal putra pertama Indonesia yang menjuarai turnamen itu pada 1955. Satu tahun setelahnya, ada tunggal putri Yang Weng Ching dan ganda putri Yang Weng Ching/Oei Lin Nio yang meraih gelar juara.
Pebulutangkis putri Indonesia berhasil mencatatkan sebagai atlet Indonesia dengan gelar terbanyak dari Malaysia Open dengan lima kemenangan dari sektor tunggal putri yakni pada tahun 1960, 1966 dan 1967, serta di nomor ganda putri pada tahun 1966 dan 1967. Jadi pada turnamen Malaysia Open tahun 1966 dan 1967, Minarni bermain di dua nomor, yakni tunggal putri dan ganda putri.
Liem Swie King (pada 1983) juga pernah menjuarai tunggal putra di Malaysia Open. Ada juga Bobby Ertanto (1983, 1986), Christian Hadinata (1983), Icuk Sugiarto (1984), Ardy Wiranata (1933), Rexy Mainaky/Ricky Soebagdja (1993, 1994, 1997), Susi Susanti (1993, 1994, 1995, 1997), Alan Budikusuma (1997), hingga Tony Gunawan (1998, 1999).
Pada era 2000-an, nama-nama seperti Candra Wijaya (1999, 2001, 2005), Taufik Hidayat (2000), Markis Kido/Hendra Setiawan (2008), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (2013, 2015), Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (2017), Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (2022), hingga Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (2023) juga mengikuti prestasi para seniornya.