Bogor (ANTARA) - Dalam dunia pendidikan, pembelajaran yang efektif adalah tujuan utama yang ingin dicapai oleh setiap pengajar. Sebuah pembelajaran yang baik tidak hanya dilihat dari seberapa banyak materi yang disampaikan, tetapi dari sejauh mana tujuan pembelajaran dapat tercapai oleh sebagian besar siswa. Ketika tujuan ini tercapai, itu artinya proses belajar telah berhasil memberikan dampak yang signifikan, dengan pengalaman belajar yang diterima dan dipahami oleh siswa secara mendalam. Namun, apa sebenarnya yang membedakan pembelajaran yang efektif dari yang kurang efektif?
Menurut Chris Kyriacou, seorang profesor psikologi pendidikan di Universitas York yang banyak meneliti aspek psikologis dalam proses belajar mengajar, terdapat dua komponen kunci yang perlu diperhatikan dalam menciptakan pembelajaran yang efektif, "active learning time" dan "quality of instruction".
Komponen pertama yaitu active learning time, menekankan pada pentingnya waktu yang dihabiskan siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang efektif bukan hanya soal durasi waktu yang ada, tetapi lebih pada bagaimana siswa benar-benar berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan belajar. Keterlibatan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari diskusi kelas, kerja kelompok, hingga penerapan konsep-konsep yang dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari. Semakin aktif siswa terlibat dalam proses pembelajaran, semakin besar kemungkinan mereka untuk mengolah dan memahami materi dengan lebih baik.
Saat siswa terlibat secara penuh, mereka tidak hanya menerima informasi, tetapi juga berusaha menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman atau pengetahuan sebelumnya. Hal ini membuat proses belajar menjadi lebih bermakna, karena siswa tidak hanya sekadar menghafal fakta, tetapi juga memahami konsep secara mendalam. Dengan demikian, active learning time adalah elemen penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang berkualitas.
Komponen kedua, quality of instruction, berhubungan erat dengan bagaimana kualitas interaksi antara guru dan siswa serta antar sesama siswa berlangsung selama proses pembelajaran. Kualitas pengajaran tidak hanya dilihat dari seberapa baik materi disampaikan, tetapi juga bagaimana guru dapat menciptakan suasana belajar yang mendukung dan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.
Kualitas ini juga mencakup kemampuan guru dalam memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan konteks pembelajaran, serta bagaimana sumber-sumber belajar digunakan secara optimal. Selain itu, interaksi yang terjadi antara siswa dengan siswa lainnya, atau antara siswa dengan sumber belajar seperti buku atau teknologi pendidikan, turut memperkaya pengalaman belajar. Ketika interaksi ini berjalan dengan baik, siswa memiliki kesempatan untuk saling berbagi pengetahuan, memperdalam pemahaman mereka, dan mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam konteks yang lebih luas.
Pembelajaran yang efektif tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi saja. Kualitas pengajaran yang baik dan keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran harus berjalan bersamaan. Ketika kedua aspek ini sinergis, hasil yang dicapai pun akan lebih maksimal. Sebaliknya, meskipun waktu yang digunakan untuk pembelajaran cukup banyak, jika kualitas pengajaran tidak memadai atau siswa tidak terlibat dengan baik, tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.
Penting untuk diingat bahwa pembelajaran yang efektif bukan hanya soal berapa lama siswa berada di kelas atau seberapa banyak materi yang diajarkan. Yang lebih penting adalah bagaimana waktu tersebut digunakan secara optimal untuk memastikan siswa benar-benar memahami dan menguasai materi. Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator yang tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif dan mendalam.
Pembelajaran yang efektif dan bermakna tercipta ketika active learning time dan quality of instruction saling mendukung dan bekerja bersama. Ketika kedua aspek ini diterapkan dengan baik, siswa tidak hanya akan memperoleh pengetahuan, tetapi juga mampu mengaplikasikan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan mereka. Sebuah pembelajaran yang sukses adalah yang tidak hanya mengajarkan konten, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan untuk berkolaborasi, yang sangat dibutuhkan di dunia yang terus berkembang.
Dengan memahami dan mengintegrasikan dua komponen utama ini, guru dapat menciptakan pembelajaran yang tidak hanya efektif, tetapi juga bermakna dan memberikan dampak jangka panjang bagi perkembangan siswa. Pembelajaran yang demikian akan menghasilkan siswa yang tidak hanya tahu, tetapi juga mampu memahami, mengkritisi, dan menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang lebih luas.
*) Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan
Dua bumbu pembelajaran efektif
Oleh Aryant Yusuf Wicaksono/Putra Yassa Galuh Senin, 23 Desember 2024 17:14 WIB