London, (Antara Megapolitan) - Film 'Istirahatlah Kata-Kata' berkisah tentang Widji Tukul, penyair dan aktivis yang buruan Pemerintahan Orde Baru sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya, meraih penghargaan khusus pada Festival Film Internasional "Love is Folly", di Kota Varna, Bulgaria.
Festival film itu berlangsung sejak 25 Agustus hingga 3 September 2017.
Film Istirahatlah Kata-Kata atau Solo, Solitude diproduksi tahun 2016 dengan sutradara Yosep Anggi Noen memenangkan penghargaan khusus dari dewan juri pada kompetisi Festival Film Internasional Love is Folly, sesuai informasi yang diterima oleh Konsul Kehormatan RI di Kota Varna Krassimir Simov, demikian penjelasan Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Sofia Nurul Sofia kepada Antara London, Selasa.
Sebanyak 102 film ditayangkan dalam festival internasional yang merupakan salah satu terbesar di kawasan Balkan.
Penghargaan yang diterima Film "Istirahatlah Kata-Kata", dengan produser Yulia Evina Bhara dan Anggi Noen merupakan penghargaan kedua tertinggi setelah Grand Prix Award.
Panel juri internasional memberi penghargaan kepada pemenang festival lainnya, yaitu Film "The Citizen" dari Hungaria yang memenangkan penghargaan utama Grand Prix Aphrodite.
Selain itu, best actress dimenangkan Rimma Zyubina untuk Film "The Nest of the Turtledove" dari Ukraina dan untuk best actor dimenangkan Nanç Konu dalam Film "Wedding Dance" dari Turki.
Keikutsertaan film Indonesia dalam festival internasional tersebut merupakan hasil kerja sama KBRI Sofia dengan Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud dan bertujuan untuk mendukung sineas Indonesia bersaing di tingkat global.
Pada festival, film pilihan Indonesia diputar dalam segmen khusus Indonesian Panorama yaitu film-film Nokas, Athirah, Salawaku, Emma, Aisyah Biarkan Kami Bersaudara, dan Kejarlah Daku Kau Kutangkap.
Menurut Sekar Ayu Asmara, kurator dari Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud, pemilihan film untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut salah satu di antaranya adalah karena cerita Widji Tukul dapat terjadi pada siapa saja, sehingga wakil dari bangsa lain pun bisa merefleksikan isi ceritanya.
Dubes RI di Sofia Sri Astari Rasjid menyatakan kebanggaannya atas prestasi Indonesia tersebut, dan berharap film Indonesia lainnya dapat melanglang buana di kawasan Balkan pada tahun-tahun mendatang sebagai salah satu alat mendukung promosi Indonesia.