Bantul (ANTARA) - Desa Wisata Srikeminut, Kelurahan Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta menawarkan wisata dengan pemandangan keindahan alam lembah perbukitan dan Sungai Oya bagi wisatawan yang berkunjung ke pariwisata berbasis pedesaan tersebut.
"Rata rata potensi wisata alam di Kelurahan Sriharjo sementara ini untuk destinasi wisata ada beberapa titik, yang rata rata pemandangan keindahan alam dan sungai," kata Kasi Kesejahteraan Kelurahan Sriharjo Bantul Gotro Raharjo di Bantul, Selasa.
Menurut dia, destinasi utama di wilayah Kelurahan Sriharjo terdapat di wilayah Pedukuhan Srikeminut yang telah dikembangkan sebagai desa wisata, daerah ini berada di wilayah lembah perbukitan dengan pemandangan sungai di sisi selatan jalan.
Baca juga: Menteri Desa PDTT resmikan destinasi wisata Aglaonema Park di Kabupaten Sleman Yogyakarta
"Kemudian ada lagi potensi wisata di Lembah Sorori berupa camping ground untuk permainan anak, selain itu juga wisata air, perahu, sepeda air dan sebagainya, dan rata rata kita kembangkan masih di seputar wisata alam," katanya.
Selain wisata pemandangan alam dan sungai, di wilayah Kelurahan Sriharjo juga tengah dikembangkan agrowisata atau wisata berbasis pertanian, setelah daerahnya mendapat bantuan pembuatan 'green house' dari komunitas peduli lingkungan.
"Dengan green house ini ada pengembangan bibit bibit , kemudian pengembangan varian tanaman yang nanti kita pelihara dalam green house dulu, nanti setelah itu tumbuh kita lakukan penanaman di luar," katanya.
Baca juga: Yogyakarta Andalkan Desa Wisata Sedot Wisatawan
Dia juga mengatakan, di wilayah Sriharjo juga dikembangkan pertanian, pengembangan peternakan untuk kambing sapi, dalam pengembangan dan pengelolaan wisata pertanian melibatkan generasi muda karang taruna setempat.
"Teman teman Taruna Tani mengelola di sisi barat sebagai Lumbung Mataraman, konsepnya varian pertanian beberapa jenis dikembangkan di situ, kemudian ada destinasi wisata, gazebo dan fasilitas wisata sebagai daya tarik wisata," katanya.
Sementara itu, Ketua Taruna Tani Hijaunya Cinta Sriharjo, Anton mengatakan komunitas yang beranggotakan anak anak petani Sriharjo ini ingin membantu mengembangkan pertanian di Sriharjo, khususnya di Desa Wisata Srikeminut, menjadi destinasi wisata.
"Akhirnya kita mulai membuka wisata agro edukasi terkait dengan pertanian, baik hortikultura, pertanian pangan, maupun konservasi tumbuhan," katanya.
Baca juga: Destinasi wisata lereng Merapi masih aman dikunjungi
Menurut dia, wisata tersebut mengajak wisatawan mencoba sensasi menjadi petani atau peternak, dengan tarif per orang Rp50 ribu dan minimal kuota 25 orang, peserta akan diajak akan outbound pertanian, pengenalan pertanian, dan bercocok tanam.
Kemudian juga ada paket studi peternakan, dengan tarif per orang Rp100 ribu dengan minimal kuota 25 orang, peserta akan mendapatkan pengalaman pembelajaran ternak lebah, ternak domba, dan ternak maggot.
Selanjutnya ada paket studi teknologi pertanian, dengan per orang Rp120 ribu dengan minimal kuota 25 orang, peserta akan mendapatkan pembelajaran terkait hidroponik, sistem modifikasi irigasi, alat dan mesin pertanian (alsintan).
"Jadi ketika ada wisatawan yang datang ke Srikeminut ini kita tawarkan paket kearifan lokal sini, mulai dari bercocok tanam, perawatan, penanggulangan hama dan ada satu misi juga yakni misi adopsi tumbuhan," kata Anton.