Jakarta (ANTARA) - Sejak bergabung dalam holding ultra-mikro yang dipimpin Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), semakin fokus menyasar usaha ultra-mikro.
Usaha jenis ini memiliki karakter yang sangat terkait dengan upaya pengentasan kemiskinan, termasuk masyarakat rentan terhadap jeratan Bank Emok.
Sekretaris Perusahaan PT PNM L Dodot Patria Ary dalam keterangan tertulisnya, Selasa menyatakan program Mekaar bertujuan untuk mengatasi kemiskinan, termasuk kemiskinan ekstrem, dengan mengintegrasikan data dari Penasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
"Dengan berkembangnya program Mekaar, diharapkan masyarakat menjadi lebih cerdas secara finansial sehingga tidak terjebak dalam aktivitas bank emok," ujar L Dodot Patria Ary.
Program Mekaar juga mengintegrasikan kemampuan, kapasitas, dan aset untuk memberikan nilai tambah kepada pelaku usaha ultra-mikro.
Program ini tidak hanya memberikan permodalan kepada masyarakat yang memiliki usaha, tetapi juga kepada mereka yang belum memiliki usaha tetapi memiliki kemauan kuat untuk berusaha.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengungkapkan program Mekaar berdampak langsung terhadap perubahan aset (capital stock) di seluruh sektor ekonomi. Dampak terbesar terlihat di sektor pertanian (1,78 persen), peternakan (1,07 persen), dan perkebunan (0,79 peesen).
Selain itu, beberapa sektor lain yang tidak secara langsung diintervensi program Mekaar juga menerima pengaruh positif. Perubahan aset terbesar terlihat di sektor bangunan (3,51 persen), industri karet plastik (1,47 persen), dan industri alat angkutan (1,21 persen).
Dari sisi pendapatan rumah tangga, program Mekaar meningkatkan pendapatan rumah tangga sebesar 1,36 persen -1,71 persen. Dari sisi omzet dan profit usaha, setiap peningkatan 1 persen plafon kredit Mekaar meningkatkan omzet sebesar 0,066 persen dan profit sebesar 0,060 persen.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mencatat setiap kenaikan plafon kredit Mekaar sebesar 1 persen mengurangi probabilitas debitur PNM untuk berstatus miskin menurut Multidimensional Poverty Index (MPI) sebesar 0,004 persen.
Keberhasilan program Mekaar dalam meningkatkan kesejahteraan nasabah, yang tercermin dari meningkatnya indikator ekonomi, sosial, dan lingkungan, tidak terlepas dari kemampuannya dalam mereaktualisasi budaya bangsa menjadi kultur yang produktif.
Guru Besar Universitas Jenderal Soedirman, Imam Widhiono, yang banyak berkecimpung dalam program pemberdayaan masyarakat, mengatakan salah satu cara paling efektif menghindarkan masyarakat dari bahaya bank emok adalah dengan meningkatkan pendapatan mereka.
“Untuk menghindarkan masyarakat dari bahaya Bank Emok, salah satunya perlu terus diupayakan bagaimana meningkatkan pendapatan mereka,” papar Imam.
Ia menilai langkah PNM dalam memberikan pembiayaan dan pendampingan merupakan upaya tepat agar masyarakat terhindar dari Bank Emok.
PNM fokus menyasar usaha ultra-mikro
Selasa, 20 Agustus 2024 16:30 WIB