Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat menerima kunjungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melihat secara langsung proses pengambilan air dari batang kelapa sawit untuk diolah menjadi gula merah.
"Kami melihat secara langsung pembuatan gula merah dari batang kelapa sawit. Juga ingin membantu menemukan solusi dari kendala-kendala petani di Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat dalam pembuatan gula merah," kata Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah Oetami Dewi di Simpang Empat, Pasaman Barat, Kamis.
Ia mengatakan perlunya sinergi dari pemkab, pemprov, dan BRIN dalam membuat kajian-kajian yang dibutuhkan oleh daerah
Baca juga: BRIN ungkap sebanyak 13,9 persen remaja pakai aplikasi kencan cari pasangan seksual
Baca juga: BRIN ungkap sebanyak 13,9 persen remaja pakai aplikasi kencan cari pasangan seksual
"Kami menyambut baik setiap usulan-usulan dari daerah yang membutuhkan kajian BRIN. Daerah jangan segan untuk berkoordinasi dengan BRIN," katanya.
Pertemuan dan diskusi bersama petani perajin gula merah di Sungai Aur berjalan lancar.
Menurutnya, dalam pembuatan gula merah di Sungai Aur Pasaman Barat diperoleh informasi kendala belum maksimalnya hasil yang diperoleh petani karena masih sering gagal dalam menghasilkan gula merah dari air batang sawit.
Ia berjanji akan menindaklanjuti hasil kunjungannya ini melalui kajian mendalam di BRIN.
"Mohon doa semua pihak supaya BRIN bisa menemukan formula yang tepat dalam pembekuan air batang sawit hingga menjadi gula merah yang berkualitas," sebutnya.
Asisten III Pemkab Pasaman Barat Raf'an mengucapkan terima kasih atas kunjungan BRIN melihat langsung proses pengambilan air kelapa sawit yang diolah menjadi gula merah.
"Dengan kajian BRIN diharapkan gula merah dari batang kelapa sawit ini bisa menjadi sumber penghasilan tambahan bagi petani sawit," katanya.
Pelaksana tugas Kepala Bappelitbangda Pasaman Barat Ikhwanri mengharapkan ada kajian yang lebih mendalam oleh BRIN terhadap pembuatan gula merah dari batang sawit.
Hingga saat ini, katanya, belum ada formula yang lebih tepat dan menguntungkan secara ekonomis kepada petani perajin gula merah.
"Kami sudah mengusulkan kajian melalui Balitbang Provinsi Sumbar serta sudah melakukan kunjungan ke Medan dan ke Bengkulu, namun belum menemukan hasil yang maksimal," katanya.
Baca juga: BRIN soroti dampak negatif industri ekstraktif bagi masyarakat pulau kecil dan pesisir di Indonesia
Baca juga: BRIN soroti dampak negatif industri ekstraktif bagi masyarakat pulau kecil dan pesisir di Indonesia
Menurutnya, saat ini hasil olahan petani dari tetesan air pohon kelapa sawit yang sudah ditumbangkan menjadi gula merah masih tergolong kurang berhasil. Hanya satu kali yang berhasil menjadi gula merah dari sepuluh kali percobaan.
"Mudah-mudahan nanti dari hasil kajian BRIN dapat meningkatkan produksi gula merah dan menambah penghasilan petani," katanya.