"Untuk pelayanan kepada wisatawan yang datang terus kami tingkatkan, salah satunya digitalisasi layanan," kata pengelola objek wisata Geyser Cisolok Feby Marwan di Sukabumi, Jumat.
Menurut Feby, salah satu layanan digital untuk wisatawan yakni menyediakan pembayaran secara non-tunai, di mana selama ini wisatawan yang masuk ke objek wisata yang menjadi kebanggaan Kabupaten Sukabumi ini membeli tiket dengan cara tunai.
Opsi pembayaran non-tunai mulai diberlakukan saat libur lebaran tahun, sehingga petugas retribusi dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi menawarkan kepada wisatawan terkait pembayaran tiket apakah mau dibayar secara non-tunai atau tunai.
Pasca-pandemi COVID-19, katanya, kebiasaan masyarakat mulai berubah khususnya dalam transaksi keuangan. Kebanyakan saat ini warga memilih tidak membawa uang banyak jika ingin berbelanja atau berkunjung ke suatu tempat semua pembayaran mengandalkan non-tunai.
Maka dari itu, mengikuti perkembangan dunia digital, pihak secara bertahap mengubah bentuk pelayanan untuk para wisatawan yakni melalui digitalisasi layanan.
"Untuk tahap pertama layanan pembayaran non-tunai, ke depan kami ingin terus melakukan berbagai perubahan untuk memudahkan para wisatawan yang ingin datang ke Geyser Cisolok," katanya.
Feby mengatakan langkah tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya dunia teknologi, di mana saat ini serba digital, mau apapun sekarang sudah zaman digital, maka dari itu pihaknya terus melakukan berbagai inovasi.
Dalam layanan non-tunai ini pihaknya bekerjasama dengan Bank Jabar Banten, sehingga pembayaran tiket dari wisatawan langsung masuk ke kas daerah. Selain itu, melalui digitalisasi pembayaran tiket, bisa meminimalisasi terjadinya kebocoran pemasukan asli daerah (PAD) Kabupaten Sukabumi.
Pihaknya berkomitmen untuk terus berinovasi demi memberikan pengalaman terbaik bagi pengunjung. Dengan adanya pembayaran non-tunai, diharapkan dapat mempermudah transaksi dan mengurangi resiko kehilangan uang.