Menurut dia, saat dihubungi di Jakarta, Jumat, penyakit diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu.
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk melindungi diri dari penyakit ini, maka masyarakat perlu melanjutkan kebiasaan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan atau minum serta sehabis buang hajat dan membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari.
"Selain itu, masyarakat diimbau menjaga kebersihan lingkungan, serta tidak lupa menghubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare," katanya.
Khusus di Jakarta, data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta merujuk Sistem Informasi Kesehatan (SIK) mengenai diagnosa Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD DKI Jakarta pada 1 Januari 2024 hingga 8 Februari 2024 memperlihatkan angka kasus diare tercatat sebanyak 2.812.
Baca juga: Kemenkes gelar lanjutan Imunisasi Nasional Rotavirus pada 15 Agustus 2023
Selanjutnya, penyakit yang juga perlu masyarakat waspadai ialah penyakit demam dengue atau demam berdarah dengue (DBD).
Tjandra menjelaskan, vektor penyakit DBD yakni nyamuk aedes aegypti yang berkembang biak pada air bersih.
Pada musim hujan saat ini, dimungkinkan ada tempat perindukan nyamuk dan memberikan kesempatan kepada nyamuk berkembang biak yang pada akhirnya meningkatkan faktor risiko terjadinya penularan penyakit demam dengue.
Kemudian, genangan-genangan air di beberapa kontainer yang sebelumnya tidak berisi air, seperti ban-ban bekas, kaleng yang berserakan serta talang-talang rumah yang kontruksinya kurang bagus, juga memberikan kesempatan kepada vektor penyakit demam berdarah untuk berkembang biak.
Tjandra juga mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit demam tifoid yang sangat erat kaitannya dengan ketersediaan air bersih. Penyakit ini mudah menular melalui makanan minuman yang diproses kurang bersih.
Baca juga: Dinkes Kota Bogor sediakan vaksin rotavirus cegah diare pada bayi
Baca juga: Dinkes Kota Bogor sediakan vaksin rotavirus cegah diare pada bayi
"Jadi, hati-hati dan selalu jaga kebersihan di libur panjang hari-hari ini," katanya.
Selanjutnya, penyakit lain yang juga perlu diwaspadai yakni leptospirosis. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira ini ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus.
Pada musim hujan, terutama saat terjadi banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.
Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia sehingga kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir.
Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia sehingga kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir.
Seseorang yang memiliki luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran dan kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, berpotensi terinfeksi dan akan jatuh sakit.
Baca juga: Waspadai gejala penyakit pada anak yang sering terjadi selama liburan
Baca juga: Waspadai gejala penyakit pada anak yang sering terjadi selama liburan
Untuk mengantisipasi penyakit leptospirosis, maka perlu menjaga kebersihan agar tak ada tikus berkeliaran, tidak bermain air saat banjir, terutama jika memiliki luka, serta memakai pelindung seperti sepatu jika terpaksa harus ke daerah banjir.
Dia menganjurkan masyarakat segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil.
Terakhir, waspadai pula penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
Tjandra mengatakan pada situasi liburan dan musim hujan, kejadian ISPA akan meningkat.
Tjandra mengatakan pada situasi liburan dan musim hujan, kejadian ISPA akan meningkat.
Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sejak 1 Januari 2024 hingga 8 Februari 2024 menunjukkan kasus penyakit tertinggi yakni demam (9.662 kasus), diikuti dispepsia sebanyak 3.314 kasus, infeksi saluran pernapasan atas akut dengan jumlah kasus 2.834 kasus, lalu nyeri perut sebanyak 2.825 kasus, serta diare 2.812 kasus.