Lama Belajar Warga Sukabumi 11,5 Tahun

Sukabumi (Antara Megapolitan) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Sukabumi, Jawa Barat mencatat rata-rata lama belajar warganya mencapai 11,5 tahun.

"Bukan berarti warga Kota Sukabumi hanya mengenyam pendidikan hingga kelas XI SMA saja, tetapi ini dirata-ratakan seluruh lulusan mulai wajib belajar 12 tahun hingga sarjana hingga pendidikan yang lebih tinggi lainnya," kata Kepala Disdikbud Kota Sukabumi, Dudy Fathul Jawad kepada Antara di Sukabumi, Rabu.

Ada pertanyaan dari masyarakat, kenapa rata-rata lama belajar/sekolah warganya hanya 11,5 tahun, padahal di Kota Sukabumi sudah banyak lulusan SMA bahkan sarjana dan magister.

Tetapi, perhitungan lama belajar tersebut diambil dari jumlah warga yang sudah mengenyam pendidikan yang kemudian di rata-ratakan. Namun, setiap tahunnya lama belajar warga terus meningkat. Tapi, jika dibandingkan dengan daerah lain, Kota Sukabumi masih di atas rata-rata.

Lebih lanjut, untuk lama belajar ini bukan yang menjadi utama, tetapi pihaknya fokus terhadap anak yang putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, minimalnya hingga mendapat ijazah SMA.

Maka dari itu, pihaknya kerap menyiapkan anggaran beasiswa bagi anak kurang mampu agar tetap bisa melanjutkan pendidikannya. Sehingga tidak ada lagi anak yang berusia sekolah tidak bisa melanjutkan pendidikan.

Terkecuali, si anak tersebut sudah tidak mau lagi sekolah dan memilih bekerja atau alasan lainnya. Bahkan, Pemkot Sukabumi juga menjamin ke setiap warganya yang tidak mampu, agar tetap bisa mendapatkan minimalnya menyelesaikan wajib belajar 12 tahun.

"Tidak hanya untuk pendidikan dasar saja, tetapi kami juga menyiapkan beasiswa bagi pelajar berprestasi yang ingin melanjutkan pendidikan hingga diploma atau sarjana," tambahnya.

Dudy mengatakan Kota Sukabumi yang ingin menjadi kota pusat dan tujuan belajar, pihaknya terus melakukan pembenahan dan perbaikan kualitas sarana serta prasarana pendidikan. Mulai dari tenaga pengajar hingga fasilitas belajar.

Upaya ini dilakukan agar kota ini bisa sejajar dengan Bandung dan Yogyakarta. "Kami tidak hanya ingin menyiapkan lulusan yang pintar saja, tetapi mampu berkopetensi dengan lulusan lainnya baik dari luar daerah maupun negeri," katanya.