Istanbul (ANTARA) - Musim panas tahun ini, dengan adanya perubahan iklim telah memicu gelombang panas ekstrem di seluruh dunia, memicu peringatan cuaca dan merenggut banyak nyawa.
Dari Amerika Utara hingga Eropa, Asia, dan Timur Tengah, negara-negara berjuang menghadapi cuaca yang sangat panas.
Di Amerika Serikat, peringatan secara nasional dikeluarkan ketika panas terik dan kelembapan yang menyesakkan menyelimuti berbagai daerah.
Meksiko juga terkena dampak parah, dengan suhu melewati 40 derajat Celsius dan lebih dari 110 orang kehilangan nyawa akibat suhu yang tinggi.
Baca juga: Delapan orang meninggal akibat gelombang panas ekstrem di Meksiko
Baca juga: BMKG sebut suhu panas di wilayah Indonesia beberapa hari terakhir fenomena wajar
Inggris melewati bulan Juni terpanas sejak pencatatan dimulai pada tahun 1884. Suhu rata-rata adalah 15,8 derajat Celsius, hampir satu derajat lebih tinggi dari suhu tertinggi sebelumnya untuk bulan tersebut.
Iran, yang dikenal dengan musim panas yang terik, mengalami suhu mencapai angka yang mengejutkan di beberapa wilayah yaitu 50 derajat Celsius.
Sementara itu di Spanyol, suhu mencapai 44 derajat Celsius dan negara itu menghadapi kondisi yang mengkhawatirkan selama Juni, dengan 8 dari 17 pemerintahan otonomi mengeluarkan peringatan terkait suhu yang meningkat.
Baca juga: Pengamat sebut paparan suhu tinggi picu risiko kendaraan terbakar
Selain itu Pakistan dan India yang juga mengalami dampak yang menghancurkan akibat cuaca panas. Insiden terkait sengatan panas merenggut nyawa 22 orang di Pakistan, sementara lebih dari 150 jiwa meninggal di India.
Bahkan China mengalami hari terpanas dalam enam dekade, dengan suhu mencapai 40 derajat Celsius.
Sumber: Anadolu
Musim panas tahun ini picu gelombang panas ekstrem di seluruh dunia renggut banyak nyawa
Rabu, 5 Juli 2023 13:17 WIB