Sukabumi (Antara Megapolitan) - Seorang warga Kampung Bojonghaur, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terpaksa harus dikerangkeng oleh keluarganya karena mengindap gangguan jiwa dan kerap ngamuk.
"Sudah tujuh bulan anak saya mengalami gangguan jiwa yang awalnya hanya pusing biasa," kata ibu dari Syahid, Icah kepada wartawan di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, keluarga dan tetangganya terpaksa mengkerangkeng Syahid, karena jika penyakitnya kambuh kerap ngamuk dan khawatir merusak barang milik keluarga atau tetangganya.
Sehingga dengan kesepakatan bersama, Syahid terpaksa harus menghuni kerangkengnya yang berukuran 1x2x1 meter, untuk antisipasi agar saat kambuh, Syahid tidak ngamuk atau merusak.
Penyakit yang diderita anaknya tersebut ini baru tujuh bulan. Awalnya, pemuda ini hidup secara normal seperti warga pada umumnya, nongkrong dan sempat bekerja di dalam dan luar Sukabumi.
"Namun, tiba-tiba anak saya ini sering mengeluh sakit kepala dan tiba-tiba kejiwaannya menjadi seperti ini, sering ngamuk," tambahnya.
Icah yang hanya tinggal bersama Syahid karena suaminya telah meninggal, tidak bisa memberikan pengobatan secara medis kepada anaknya tersebut dan hanya menjalani pengobatan alternatif.
Hingga saat ini, kondisinya putranya tersebut belum juga membaik malah tambah parah. Maka dari itu, ia berharap ada dermawan yang bisa memberikan bantuan untuk pengobatan anaknya tersebut.
Penyandang Gangguan Jiwa Di Sukabumi Dikerangkeng Keluarganya
Selasa, 4 Oktober 2016 15:29 WIB
Sudah tujuh bulan anak saya mengalami gangguan jiwa yang awalnya hanya pusing biasa.