Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa kelembagaan utuk produksi dan hilirisasi menjadi kunci untuk menyejahterakan petani, namun kedua hal tersebut sampai saat ini masih belum sepenuhnya dimiliki oleh para petani.
"Tidak boleh lagi petani bertani sendiri-sendiri," ucap Teten Masduki saat berkunjung ke Koperasi Produsen Tani Kini Dharma Kriya di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Senin.
Koperasi Produsen Tani Kini Dharma Kriya bergiat dalam komoditas unggulan kopi arabika dan jeruk siam.
Kintamani, kata Bupati Bangli Sang Nyoman Sedhana Artha yang menyertai kunjungan Teten itu, memiliki potensi komoditas kopi dan jeruk yang sudah dikenal baik di kancah nasional maupun internasional. Secara statistik lahan kopi seluas 5.900 ha dengan produksi 2 ribu ton per tahu, sedangkan lahan jeruk siam seluas 3.500 ha dengan produksi 3 ribu ton lebih.
Teten mengatakan kelembagaan dan hilirisasi dapat diwujudkan melalui korporatisasi petani melalui koperasi. Sudah banyak contoh koperasi di luar negeri yang sukses.
"Kalau sering lihat di YouTube, petani di Amerika dan New Zealand itu ribuan hektare dan membangun corporate farming, jadi efisien. Kita harus berusaha dalam luasan yang ekonomis," katanya.
Teten mengatakan para petani di Kintamani dapat mencontoh pembentukan korporatisasi yang sudah dilakukan di beberapa tempat.
Di Lampung, misalnya, sudah diterapkan pengembangan kebun pisang jenis mas kirana lumajang di lahan 400 ha melibatkan 600 orang yang tergabung dalam koperasi. Produk mereka telah diekspor ke Singapura dan Jepang.