Chicago (ANTARA) - Harga emas turun tajam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari ketiga berturut-turut setelah laporan pekerjaan bulanan AS yang lebih kuat dari perkirakan untuk Januari memicu aksi ambil untung pada reli panjang logam kuning.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, anjlok 54,20 dolar AS atau 2,81 persen menjadi ditutup pada 1.876,60 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi 1.932,40 dolar AS dan terendah 1.874,50 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 12 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.930,80 dolar AS pada Kamis (2/2/2023), setelah melemah 2,50 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.942,80 dolar AS pada Rabu (1/2/2023), dan terangkat 6,10 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.945,30 dolar AS pada Selasa (31/1/2023).
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (3/2/2023) bahwa data gaji nonpertanian (NFP) AS meningkat 517.000 pada Januari, jauh lebih baik dari yang diharapkan 187.000. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,4 persen, level yang tidak terlihat sejak Mei 1969.
"Angka NFP yang mengerikan telah mendatangkan malapetaka pada bullish emas yang sudah menghadapi tekanan selama dua hari terakhir dari prospek ekonomi Fed," kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknis di SKCharting.com.
Emas anjlok 54 dolar AS akibat data pekerjaan AS lebih kuat
Sabtu, 4 Februari 2023 6:04 WIB