Di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu, Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil resmi menjadi kader Partai Golkar dengan jabatan Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih dan co-chair Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar.
Keputusan tersebut menjadi jawaban perjalanan politik pria yang akrab disapa Kang Emil selama setahun terakhir.
Partai Golkar menjadi "pelabuhan" Ridwan Kamil. Langkah tersebut menjadi bukti keseriusannya maju di kancah politik nasional.
Selama ini sosok Ridwan Kamil sering disebut-sebut sebagai salah seorang bakal calon presiden atau wakil presiden pada Pemilu 2024 dari nonpartai.
Baca juga: Kang Emil Waketum dan "co-chair" Bappilu Partai Golkar
Baca juga: Kang Emil Waketum dan "co-chair" Bappilu Partai Golkar
Ridwan Kamil menyebut ada sejumlah alasan dirinya memutuskan untuk bergabung ke parpol berlambang pohon beringin itu.
Pertama, Partai Golkar sebagai partai tengah, partai yang pancasilais dan terbuka atau inklusif. Kedua, sejarah panjang Partai Golkar menunjukkan sebagai institusi politik yang terhormat. Ketiga, lantaran hubungan dan komunikasi baik yang terjalin antara dirinya dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, sebuah hubungan politik yang tidak melulu matematis tapi humanis.
Ia menilai Partai Golkar sebagai parpol yang selalu fokus dan konsisten melakukan pembangunan dan kekaryaan sampai dengan hari ini. Ïni gue banget," kata Kang Emil yang menyebutkan dirinya tidak bisa berdiam diri, selalu bekerja untuk memperbaiki keadaan.
Mantan Wali Kota Bandung itu mengatakan sudah mendapat restu dari keluarga untuk menjadi kader partai tersebut.
Rencana Ridwan Kamil bergabung ke Partai Golkar sebenarnya sudah terdeteksi sejak pertengahan 2022. Ia memberi sinyal kedekatannya dengan Golkar sejak menghadiri Munas IX Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), sayap Partai Golkar, di Kota Bandung pada Juni 2022. ia juga sempat bertandang ke kediaman Airlangga di Jakarta pada Juli 2022.
Pengamat politik Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Philips J. Vermonte mengatakan langkah Ridwan Kamil yang memutuskan bergabung ke Golkar bisa memperkuat daya tawar partai politik tersebut.
Baca juga: Pengamat: Kang Emil bisa perkuat daya tawar Partai Golkar
Baca juga: Pengamat: Kang Emil bisa perkuat daya tawar Partai Golkar
Emil dinilai bisa mewarnai kiprah partai politik dalam menjalankan fungsinya yakni f sebagai pengawas, pembuat undang-undang, fungsi perwakilan, dan anggaran.
Langkah tersebut juga tepat bagi karier politik Ridwan Kamil. Setelah era otonomi daerah, banyak calon pemimpin nasional muncul dari daerah.
Presiden Joko Widodo, misalnya, merupakan "anak kandung" desentralisasi, sebagai presiden buah dari desentralisasi.
Desentralisasi mendorong masyarakat untuk mengevaluasi, mana kepala daerah yang baik atau yang tidak cakap dalam memimpin. Yang cakap mendapatkan kepercayaan sekaligus penghargaan dari masyarakat untuk meniti karier kepemimpinan.
Demikian pula dengan sosok Ridwan Kamil, yang dinilai sebagai gubernur yang lahir dari otonomi daerah, terpilih sebagai wali kota, kemudian menjadi gubernur.
Berkaitan dengan pemimpin potensial, ia menilai keputusan Ridwan Kamil berbaju parpol sudah sesuai jalur dan aturan konstitusional terlebih jika ingin ikut kontestasi di level nasional.
Bagi Golkar, Emil juga potensial sebagai vote getter pada Pemilu 2024.
Jadi, hubungan Ridwan Kamil dengan Partai Golkar itu simbiosis mutualisme.
Baca juga: Kang Emil umumkan masuk Partai Golkar
Baca juga: Kang Emil umumkan masuk Partai Golkar