Jakarta (ANTARA) - Anak-anak dan remaja merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan dan cita-cita bangsa. Begitu istimewanya kelompok anak-anak dan remaja ini sehingga sudah sewajarnya jika mendapatkan perhatian lebih melalui program-program strategis, yang meliputi berbagai aspek.
Hal tersebut bertujuan untuk memastikan generasi penerus ini bertumbuh dan berkembang secara optimal menjadi sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.
Seperti diketahui, pembangunan Indonesia pada saat ini ditujukan untuk membentuk SDM berkualitas dan berdaya saing, yakni SDM yang sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 diketahui bahwa jumlah penduduk berusia 5-19 tahun mencapai 69 juta jiwa.
Jumlah penduduk usia muda yang besar ini tentunya dapat menjadi potensi penggerak pembangunan jika dipersiapkan menjadi kelompok penduduk yang berkualitas dan berdaya saing.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto mengatakan bahwa pada 19 Januari 2022 pemerintah melalui Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menerbitkan Permenko PMK Nomor 1 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN PIJAR). Sementara peluncuran RAN PIJAR diselenggarakan pada 19 April 2022.
Dalam Permenko Nomor 1/2022 tersebut ditetapkan lima strategi utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja.
Pertama, melalui penguatan komitmen dan koordinasi serta kerja sama lintas sektor dan pemangku kepentingan.
Kedua, melalui perluasan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas. Ketiga, memastikan lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan anak dan remaja.
Sementara strategi keempat, melalui perbaikan kualitas dan akses untuk menunjang peningkatan pendidikan, keterampilan hidup, dan peran serta anak usia sekolah dan remaja.
Kelima, melalui penguatan dan pengembangan sistem informasi, data, riset, dan inovasi dalam pengembangan program.
Strategi yang dipersiapkan oleh pemerintah tersebut menjadi langkah yang sangat tepat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja.
Terlebih lagi, strategi tersebut sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs), yakni menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, termasuk juga dalam konteks ini adalah anak usia sekolah dan remaja.
Baca juga: Dua Jokowi Dan Kesejahteraan Anak Papua (Video)
Meskipun demikian, perlu juga diperhatikan bahwa dalam upaya melaksanakan strategi tersebut, selain memerlukan komitmen bersama para pemangku kepentingan, diperlukan juga gerakan bersama, aksi nyata dari seluruh pihak, termasuk masyarakat, untuk memastikan terwujudnya kualitas anak usia sekolah dan remaja.
Selain itu, diperlukan juga pengembangan program yang komprehensif dan spesifik terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja.
Selain itu, mengingat pentingnya partisipasi aktif dari semua pihak dalam upaya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi remaja untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, maka diperlukan juga strategi intervensi yang tepat.
Dengan demikian diharapkan gerakan bersama secara intensif tersebut akan dapat mewujudkan harapan untuk makin meningkatkan kualitas kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja di Indonesia.
Baca juga: Pemkot Bekasi Tingkatkan APK Anak Usia Sekolah
Tantangan bersama
Kebijakan pemerintah untuk menerbitkan peraturan mengenai Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja juga diharapkan dapat menjawab berbagai tantangan selama ini dihadapi.
Sebagai contoh, berdasarkan data Riskesdas Tahun 2018 diketahui bahwa 23,6 persen anak usia 5-12 tahun mengalami stunting, 9,2 persen kekurangan gizi dan 10,8 persen kelebihan berat badan, dan 9,2 persen mengalami obesitas.
Kompleksnya penyebab malnutrisi pada anak usia sekolah tentunya menjadi tantangan yang perlu diatasi melalui upaya komprehensif, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan karena status gizi usia sekolah sangat menentukan kesejahteraan para generasi muda penerus bangsa.
Pasalnya, keberhasilan pembangunan sumber daya manusia dimulai dari terpenuhinya kebutuhan gizi yang seimbang pada anak-anak dan remaja.
Sementara itu, Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa mengatakan bahwa status gizi yang meliputi kesehatan dan kapasitas fisik, kesehatan dan kapasitas mental, serta status gizi optimal dan pola makan menjadi isu utama dalam Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja.
Baca juga: BKKBN: Hari Anak Sedunia 2022 tekankan anak sebagai harapan pembangunan bangsa masa depan
Dengan demikian, Permenko PMK Nomor 1 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja diharapkan akan mendukung upaya peningkatan status gizi dan kesehatan anak usia sekolah dan remaja.
Tentunya juga dengan dukungan dan peran aktif dari orang tua, misalkan dengan memastikan anak-anak sarapan guna memenuhi kebutuhan anak sebelum melakukan aktivitasnya, dan memastikan anak-anak mengonsumsi sayuran serta buah-buahan dengan jumlah yang cukup.
Selain itu, orang tua tentunya juga harus memastikan anak melakukan aktivitas fisik yang memadai serta memastikan anak menerapkan perilaku hidup bersih, seperti cuci tangan dengan cara yang benar.
Melalui peran aktif semua pihak secara berjenjang, mulai dari orang tua atau keluarga, lingkungan masyarakat terdekat hingga seluruh kementerian dan lembaga, maka diharapkan akan dapat mewujudkan peningkatan kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja.
Perlu upaya bersama untuk menyediakan pelayanan kesehatan fisik dan mental yang berkualitas, penguatan program gizi yang mendukung status gizi dan diet yang optimal serta meningkatkan aktivitas fisik anak usia sekolah dan remaja. Karena anak-anak dan remaja merupakan kelompok istimewa, yang nantinya akan melanjutkan pembangunan negara.