Serang (Antara Megapolitan) - Wakil Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Soeharto meminta pemerintah melepaskan ketergantungan impor daging sapi, karena hanya menguntungkan sebagian orang saja.
"Kalau sekarang impor (daging sapi) terus maka yang untung adalah sebagian orang dan masyarakat kena (dampak negatif)," kata Siti Hediati atau Titiek Soeharto disela-sela kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Senin.
Ia mengatakan, melepaskan ketergantungan impor itu juga sebagai bagian usaha Indonesia mewujudkan swasembada daging. Untuk mewujudkan swasembada daging itu, diperlukan waktu 15 tahun dan harus dimulai dari sekarang.
"Pemerintah mau swasembada daging perlu 15 tahun namun harus mulai dari sekarang," ujarnya.
Dalam kunker spesifik di Pasar Induk Rau, dia mendapatkan informasi bahwa harga daging sapi Rp110.000-Rp120.000 per kilogram.
Menurut dia, tidak mungkin harga daging sapi Rp80.000 per kilogram karena harga sapi hidup per kilogram masih Rp43.500.
"Harga daging tidak mungkin Rp80.000 kalau harga daging sapi hidup Rp43.500, kalau bisa turun maka pedagang bisa jual dibawah harga itu," katanya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Daniel Johan mengatakan kalau kebijakan harga daging Rp80.000 per kilogram tetap dipaksakan tanpa ada strategi yang jelas maka akan mematikan 5,3 juta peternak lokal.
Menurut dia, harga daging sapi Rp110.000-Rp120.000 per kilogram merupakan prestasi pemerintah namun tidak boleh melebihi kisaran tersebut.
"Karena itu harus dipastikan harga daging tidak boleh lebih dari Rp120.000 per kilogram," katanya.