Karawang (ANTARA) - Pepatah modal besar bakal menghasilkan keuntungan besar pula tampaknya tidak keliru, setidaknya itulah yang dirasakan para petani sejumlah daerah di Jawa Barat.
Melalui program Makmur, para petani awalnya memang harus merogoh kocek lumayan besar karena mereka wajib meninggalkan pupuk bersubsidi dan beralih menggunakan penyubur nonsubsidi, demi hasil yang lebih maksimal.
Sekitar setahun lalu, Ata Rasmita, pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Pandawa Pilangsari, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, mengikuti program Makmur dan telah mengampanyekan kepada petani lain di daerahnya agar beralih ke pupuk nonsubsidi.
Sejak bergabung dan mengikuti program Makmur pada tahun 2021 melalui PT Pupuk Kujang, ia merasakan hasil nyata meski pada awalnya harus mengeluarkan modal tidak sedikit.
Program Makmur merupakan salah satu program yang digulirkan PT Pupuk Indonesia (Persero) dan telah mendapat dukungan dari Kementerian Badan Usaha Milik Rakyat (BUMN).
Makmur yang merupakan akronim dari Mari Kita Majukan Usaha Rakyat digulirkan dengan tujuan meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan pendapatan petani di Tanah Air.
Pupuk Indonesia menyebutkan program Makmur merupakan bagian dari proses transformasi bisnis yang berkomitmen mendukung Pemerintah untuk memperkuat ekonomi nasional.
Dalam perjalanannya, program itu ternyata bukan kaleng-kaleng. Dari 800 hektare lahan tebu yang dibudidayakan oleh 340 petani di Desa Pilangsari, BUMDes Pandawa bisa mendapatkan laba bersih hingga Rp800 juta dalam satu tahun musim tanam.
“Produksinya memang bagus, tapi memang harus menggunakan pupuk nonsubsidi. Karena budi daya tebu perlakuannya (sejak tanam hingga masa panen) harus tepat waktu,“ kata Ata.
Atas penghasilan tersebut, kini Ata tengah mengampanyekan kepada petani tebu di daerahnya tidak lagi mengandalkan pupuk subsidi dan segera beralih ke pupuk nonsubsidi.
Kalau petani ingin mendapatkan untung besar, modalnya juga harus banyak namun hasilnya memang sepadan.
Bukti lainnya, sejumlah petani padi di Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, berhasil mendapatkan hasil panen cukup tinggi, hingga 9,3 ton/hektare.
Hasil panen padi itu bisa terbilang luar biasa karena di daerah itu rata-rata panen hanya sekitar 5 ton per hektare.
Ada beberapa alasan sampai panen padi itu bisa melimpah saat mengikuti program Makmur. Petani yang mengikuti program itu mendapatkan paket lengkap mulai dari olah lahan, analisis tanah, lalu diaplikasikan pupuk yang pas karena ada target produksi yang harus dicapai.
Di Karawang, pendampingan petani peserta program Makmur dilakukan oleh PT Pupuk Kujang. Artinya, ada pendampingan intensif saat melakukan budi daya pertanian berkelanjutan. Tak hanya itu, petani pun dimanjakan dengan pengarahan rantai pasok yang didukung teknologi.
Petani di Karawang, Encum, mengakui, dengan mengikuti program Makmur, panen padinya bisa berlipat ganda. Biasanya paling tinggi memanen 6 ton per hektare, setelah masuk program Makmur, bisa memanen sekitar 8-9,7 ton/hektare.
Bukti keberhasilan program Makmur yang didampingi BUMN tersebut juga dirasakan para petani tebu di wilayah Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Dalam sebuah kesempatan, Direktur Utama Pupuk Kujang, Maryadi, menyebutkan kalau panen raya tebu di Subang mengalami peningkatan besar, dari rata-rata panen petani sebelumnya sebanyak 70 ton per hektare menjadi 104 ton per hektare.
Peningkatan panen tebu itu sejalan dengan tujuan program Makmur, yakni meningkatkan keuntungan dan kesejahteraan petani.
Perusahaan pelat merah tersebut membuat pupuk NPK (natrium phospor kalium) khusus tebu untuk memudahkan petani.
NPK tebu produk PT Kujang memiliki kandungan nitrogen (21) phospor (9) dan kalium (15). Di NPK tersebut, juga ditambahkan sulfur (S) dan seng (Zn).
Formula pupuk tebu dibuat berdasarkan hasil riset, yakni dengan menambahkan sulfur dan seng, agar tebu bisa tumbuh lebih maksimal, berbatang jangkung hingga rendemen gula menjadi lebih tinggi.
Biasanya rata-rata panen petani sebanyak 70 ton per hektare, tapi melalui program Makmur, petani tebu berhasil memanen 104 ton per hektare.
Bantuan pinjaman
Agar lebih dirasakan oleh para petani, dalam program Makmur ini Pupuk Kujang juga menyalurkan bantuan pinjaman dana kepada puluhan petani untuk biaya produksi pertanian di Karawang, Jawa Barat.
Bantuan pinjaman dana tersebut adalah bagian dari CSR perusahaan tersebut, yakni Program Pendanaan UMK (usaha mikro kecil) kepada petani yang dikolaborasikan dengan program Makmur.
Program pendanaan UMK ini merupakan upaya BUMN tersebut meningkatkan kemampuan petani menjadi tangguh dan mandiri. Program ini dilakukan dengan menyalurkan dana pinjaman, pendampingan, serta pembinaan budidaya melalui program Makmur.
Melalui pinjaman ini, petani dengan lahan tak terlalu luas bisa lebih tangguh dan mandiri sekaligus meningkatkan kemampuan budi daya, hasil panen, serta keuntungan saat bertani.
Melalui program itu pula petani yang menjadi peserta bisa mendapatkan pinjaman untuk biaya produksi dan mendapatkan pendampingan dari tim Pupuk Kujang, mulai dari produksi hingga penjualan.
Perusahaan negara tersebut memberi pinjaman dana yang bisa digunakan petani untuk penggunaan sarana produksi pertanian.
Masing-masing petani mendapatkan pinjaman sebesar Rp10 juta. karena sifatnya utang maka harus dikembalikan setelah ada penjualan gabah yang diproduksi. Penjualan gabah bisa dilakukan ke Pupuk Indonesia Pangan.
Program itu digulirkan dengan harapan, agar para petani tidak kesulitan mencari dana untuk mendukung produksi pertanian.
Dengan begitu, mereka juga akan terhindar dari "bank emok", semacam bank keliling, dan menghindari tengkulak yang biasanya menyediakan uang pada awal tanam kemudian mereka membeli hasil produksi harga rendah.
Karena sukses meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, sudah selayaknya program Makmur terus digulirkan dan diaplikasikan ke kelompok-kelompok tani di berbagai daerah.
Program Makmur terbukti mampu mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan serta menyejahterakan petani. Inilah salah satu program ini yang menjadi solusi untuk membangun basis pertanian unggul.