Anggota DPRD Bogor soroti sarana pendidikan saat reses di Babakanmadang

Kabupaten Bogor (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Daerah Pemilihan (Dapil) I menyoroti masalah sarana pendidikan saat menggelar Reses Masa Persidangan III 2021-2022 di Kecamatan Babakanmadang, Bogor, Jawa Barat, Selasa.

"SDN 1 Karang Tengah kami mendapat pengaduan tentang ruang kelas yang cuma delapan, tapi muridnya ada 200 orang lebih. Mebel dari tahun 1985 yang layak hanya 20-40 unit. Ini akan kita dorong ke eksekutif," ungkap Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto usai memimpin pertemuan dengan warga  di Aula Kantor Kecamatan Babakanmadang, Bogor.

Reses Dapil I ini juga dihadiri KH Agus Salim (PKS), Teguh Widodo (PKS), Ade Sanjaya (Demokrat, Arif Abdi (PAN), Fakhru Rizal (Golkar), Agus Salim (Gerindra), Kukuh Sriwidodo (Gerindra) dan Ferry Roveo Checanova (PPP).

Dalam kegiatan reses di Babakanmadang, anggota DPRD Kabupaten Bogor Dapil I tersebut menerima banyak aspirasi, khususnya dalam bidang pendidikan, seperti jumlah sekolah negeri yang kurang, hingga ketidaklayakan fasilitas penunjang sekolah yang ada.

Baca juga: Ketua DPRD Bogor dorong perbup Samisade diubah jadi perda
Baca juga: Ketua DPRD Bogor beri syarat ini untuk lanjutkan program Samisade

Selain itu, para wakil rakyat itu juga menerima pengaduan mengenai minimnya jumlah SMPN dan SMAN di Babakanmadang, sehingga banyak warga yang kehilangan kesempatan untuk bersekolah di sekolah negeri, terlebih dengan sistem zonasi seperti saat ini.

"Ada usulan untuk membangun satu SMPN dan SMAN di Babakanmadang ini. Kami akan prioritaskan, tapi kami juga minta camat dan kepala desa memastikan status lahannya. Jangan sampai program sudah masuk, tapi lahannya belum siap," kata Rudy.

Rudy juga mengungkapkan, beberapa aspirasi masyarakat dalam reses tahun lalu telah terealisasi, seperti pembangunan Puskesmas Cijayanti yang dimulai Agustus 2022 hingga pembangunan Jalan Bojongkoneng yang kini sedang proses lelang.

"Untuk puskesmas, ada usulan dari kepala puskesmas untuk pengadaan mebelnya. Karena sudah kuno. Jadi kita tampung, mudah-mudahan bisa masuk di perubahan, jika tidak kita dorong di APBD 2023," ujarnya.