Jakarta (ANTARA) - Prediksi hari pertama puncak arus balik Lebaran 2022, pada Jumat (6/5), tampaknya masih terjadi peningkatan volume kendaraan ditandai dengan mulai padatnya terminal, pelabuhan, maupun bandar udara di berbagai wilayah di Indonesia.
Beragam cara dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan arus balik Lebaran 2022, mulai dari rekayasa lalu lintas hingga anjuran bekerja dari rumah (WFH) selama sepekan setelah puncak arus balik Lebaran yang diprediksi terjadi sampai 8 Mei 2022.
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo turun langsung meninjau dan mengawasi pengamanan dan penanganan arus balik Lebaran 2022 dengan sistem satu arah ("one way") dan "contraflow" di jalan tol, Jumat.
Polri secara resmi telah memberlakukan rekayasa lalu lintas sistem satu arah mulai pukul 14.00 WIB dari Gerbang Tol Kalikangkung Semarang di KM 414 hingga Gerbang Tol Cikampek Utama di KM 47.
Polri juga siap menerapkan "contraflow" dari KM 47 hingga KM 28 jika volume kendaraan arus balik making meningkat, yang dijadwalkan mulai 6 hingga 8 Mei 2022.
Namun, kabar terbaru menyebutkan, PT Jasa Marga memperpanjang jalur satu arah dari KM 442 Simpang Susun (SS) Bawen Tol Semarang-Solo hingga KM 47 Tol Jakarta-Cikampek.
Baca juga: Kepolisian minta warga terdampak "one way" gunakan jalur arteri
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Dwimawan Heru, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, menyebutkan, Jasa Marga akan memperpanjang jalur "one way" dari Simpang Susun (SS) Bawen Jalan Tol Semarang-Solo hingga ke Tol Cikampek Utama di KM 47 mulai Jumat (6/5) pukul 22.20 WIB.
Pemberlakuan kebijakan buka tutup secara kondisional di Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada beberapa titik, yaitu akses masuk arah Cikampek pada Gerbang Tol (GT) Bekasi Timur, GT Bekasi Barat, GT Cibatu, dan GT Cikarang Timur ditutup sejak pukul 10:55 WIB.
Sedangkan akses masuk dan keluar GT Karawang Barat dilakukan penutupan sementara secara situasional sejak pukul 15:12 WIB.
Kebijakan buka tutup sementara pada Jalan Tol Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) dilakukan secara situasional.
Akses masuk portal Jalan Tol Layang MBZ dari arah Kalimalang, Jatiasih dan Jatibening arah Cikampek secara kondisional telah dilakukan penutupan sejak pukul 07.30 WIB.
Untuk memaksimalkan kapasitas transaksi di GT Cikampek Utama menuju arah Jakarta saat pemberlakuan sistem satu arah, saat ini Jasa Marga mengoperasikan 28 dari total 32 lajur transaksi yang tersedia.
Di lokasi berbeda, Jasa Marga juga memperbanyak gardu masuk di GT Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Supervisor Jasa Marga GT Cileunyi Irwan Teja di Kantor Jasa Marga Cileunyi, Jumat, mengatakan jumlah gardu masuk tol yang awalnya hanya lima, ditambah empat sehingga menjadi sembilan, yang terdiri dari enam gardu statis dan tiga mobile reader.
Adapun arus masuk ke GT Cileunyi merupakan arus dari arah Garut, Tasikmalaya, atau daerah lainnya di daerah timur yang menuju ke Bandung atau Jakarta melalui jalan tol.
Dia mengatakan pada H+2 Lebaran kondisi arus balik yang masuk ke GT Cileunyi tidak sepadat H+3 Lebaran atau Jumat. Pada H+2, volume kendaraan yang masuk tergolong fluktuatif setiap jamnya.
"Kalau Jumat atau H+3, mulai dari pagi angkanya cukup konsisten terus naik," kata Irwan.
Hingga Jumat pukul 21.00 WIB, pihaknya mencatat ada 29.399 kendaraan yang masuk ke GT Cileunyi. Irwan pun memprediksi jumlah kendaraan terus naik.
DPR dukung WFH
Selain rekayasa lalu lintas, usulan Kapolri Listyo Sigit terkait kebijakan bekerja dari rumah (WFH) selama satu pekan setelah puncak arus balik Lebaran pada 8 Mei 2022 mendapat dukungan dari Komisi III DPR RI Supriansa.
"Saya kira imbauan Kapolri merupakan salah satu solusi untuk mengantisipasi kemacetan arus balik. Itu patut dipertimbangkan," kata Supriansa dalam keterangan tertulis, Jumat.
Menurutnya, imbauan Kapolri merupakan langkah bijak agar masyarakat nyaman beraktivitas di tengah puncak arus balik Lebaran.
Ia berpendapat imbauan Kapolri ini atas dasar kerja aparat kepolisian yang betul-betul memantau kondisi arus mudik maupun arus balik sehingga dengan begitu prediksi puncak arus balik kemacetan usai liburan Lebaran lebih tepat.
"Informasi kepolisian tentu lebih tepat karena jajaran kepolisian berada di lapangan selama 24 jam. Apalagi kali ini merupakan Lebaran yang paling ramai di semua daerah karena sempat tertunda selama dua tahun karena situasi pandemi COVID-19,” ujarnya.
Baca juga: Masyarakat yang sudah libur bisa mudik lebih cepat hindari kemacetan
Anggota komisi III DPR RI lainnya, Taufik Basari berpendapat bahwa imbauan WFH cegah macet arus balik tersebut sudah tepat lantaran sejak buka jalur mudik Lebaran, para pemudik membeludak dan terjadi kemacetan di sejumlah ruas jalan.
Hal ini juga dikhawatirkan akan terjadi peningkatan dan kepadatan arus balik pada 8 Mei 2022.
"Menurut saya ini adalah imbauan yang baik dan tepat dari Kapolri. Diperkirakan arus balik akan lebih padat karena mengejar masuk kantor secara fisik," kata Taufik.
Dengan membagi waktu gelombang arus balik, dia berharap dapat mengurai kemacetan yang akan terjadi.
Untuk merealisasikan imbauan tersebut, Taufik meminta agar Kapolri melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi pemerintah dan swasta agar dapat mengatur jadwal WFH dan WFO kepada karyawannya guna mengantisipasi terjadinya penumpukan kendaraan.
"Saya mengusulkan imbauan ini dapat dikoordinasikan lebih lanjut dengan membagi lagi sektor-sektor mana yang diharapkan dapat WFH dan mana yang diminta untuk WFO. Untuk bagian pelayanan publik di pemerintahan ataupun swasta, seperti bank dan rumah sakit, menurut saya tetap menerapkan WFO," ujarnya.
Jenis tugas tertentu lainnya, lanjut Taufik, bisa dilaksanakan dari rumah atau WFH. Dengan catatan WFH bukan berarti menambah hari libur, melainkan bekerja dan melaksanakan tugas di daerahnya masing-masing.
Baca juga: Gubernur Jabar sebut pengaruh mudik pada COVID-19 dapat terlihat dalam 14 hari
Bayangan COVID-19
Pada sisi lain, Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan kasus COVID-19 usai libur Lebaran 2022 baru akan terlihat sekitar satu bulan mendatang.
"Untuk mengetahui kasus COVID-19, efek dari Lebaran, sekitar sebulan rata-rata, namun ini juga bergantung seberapa baik deteksi karena kembali, apa pun itu bergantung pada kemampuan deteksi," kata Dicky.
Perkiraan waktu tersebut, adalah paling ideal mengingat pemerintah juga mewajibkan pemudik untuk memperoleh vaksinasi penguat sebelum melakukan aktivitas mudik Idul Fitri 1443 Hijriah ini untuk mencegah gelombang kasus, meski tidak diketahui pasti bagaimana kepatuhan pemudik pada ketentuan itu.
"Permasalahannya adalah kita tidak tahu seberapa banyak pemudik yang mendapatkan booster, namun setidaknya masih dalam durasi efektif dari dua dosis vaksinasi, yang artinya masih berada di bawah tujuh bulan pasca suntikan kedua," ucapnya.
Meski demikian, Dicky membenarkan vaksinasi bukan menjadi satu-satunya faktor amannya perjalanan mudik lebaran 2022 ini dari ancaman COVID-19, namun juga ada pengaruh ventilasi dan sirkulasi udara, serta tingkat kerumunan.
Dicky menyebutkan meski hanya ada 10-20 persen orang yang terinfeksi COVID-19, berpotensi jadi pembawa virus ini dan menularkannya, terlebih momen mudik dan balik, adalah waktu di mana kerumunan orang akan bergerak bersamaan.
"Efektifitas penularan dalam arus ramai seperti ini bergantung pada seberapa banyak orang yang mendapat vaksinasi, tidak perlu 100 persen sekitar 70 atau 60 persen relatif akan menjadi barrier, terlebih jika sudah 100 persen. Karenanya kita semua berharap vaksinasi yang dilakukan beberapa waktu belakangan tidak akan sampai memberi efek negatif pada perkembangan penanganan COVID-19," katanya.
Baca juga: Epidemiolog sebut kasus COVID-19 baru terlihat satu bulan usai Lebaran
Beragam upaya antisipasi kemacetan pada puncak arus balik Lebaran 2022
Sabtu, 7 Mei 2022 9:18 WIB
Kalau Jumat (6/5) atau H+3 Lebaran, mulai dari pagi angkanya cukup konsisten terus naik