Dinas Pendidikan Kota Bogor, Jawa Barat, memastikan penyemprotan disinfektan telah dilakukan di klaster SD Negeri Sukadamai 2, menyusul kasus baru 24 orang terdiri atas 10 guru dan 14 siswa, terinfeksi COVID-19.
Kepala Disdik Kota Bogor Hanafi, saat dihubungi Antara di Kota Bogor, Senin, berupaya memastikan kebersihan sekolah itu dari virus COVID-19 telah dikoordinasikan dengan pihak sekolah.
Hanafi mengaku telah berkomunikasi dengan Kepala SD Negeri Sukadamai 2 di kantornya dan memastikannya tidak terinfeksi seperti guru lain.
"Kepala sekolah tidak positif, tadi siang saya datang mengobrol di sekolahnya," kata Hanafi.
Hanafi menyebut Disdik berusaha bergerak cepat menangani klaster sekolah yang terjadi di SD Negeri Sukadamai 2 dengan melakukan koordinasi dengan kepala sekolahnya sesuai instruksi Wali Kota Bogor Bima Arya.
Bima Arya sebelumnya meminta Disdik memantau sekolah tersebut untuk mengantisipasi ada murid ada atau guru dari 24 orang positif COVID-19 itu mulai bergejala.
Hanafi pun memastikan akan terus berkoordinasi dengan pihak sekolah dalam upaya siap siaga jika ada perkembangan kasus COVID-19 di sekolah tersebut.
"Kami terus koordinasi," ujarnya.
Ia menyampaikan Dinas Kesehatan pun sudah memulai penelusuran (tracing) terhadap orang-orang yang diduga sempat kontak erat dengan 24 orang guru dan siswa SDN Sukadamai 2.
Penelusuran berlaku bagi orang tua siswa, guru, siswa lain dan orang-orang yang sekiranya sempat berdekatan.
Begitupun pengetatan protokol kesehatan (prokes) di ratusan SD lain.
Sebelumnya, Hanafi sempat menyebut Disdik menargetkan 280 SD di Kota Bogor terdiri atas 211 SD negeri dan 69 SD swasta akan seluruhnya mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk siswa kelas 4, 5, dan 6.
Dari total 280 SD di Kota Bogor terdiri atas 211 SD negeri dan 69 SD swasta, telah ada 108 sekolah yang mulai PTM untuk siswa kelas 4, 5, dan 6.
Begitu untuk tingkat SMP dan SMA/SMK yang menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terdapat 21 SMPN dan 154 SMP swasta sehingga totalnya 175 sekolah.
Kemudian ada 12 SMA negeri dan 63 SMA swasta dengan total 75 SMA. Selain itu, lima SMK negeri dan 98 SMK swasta sehingga total 103 SMK.
"Jadi sekarang SMP sudah PTM semua, SD belum tapi sudah tinggal sedikit lagi yang belum, SMA kewenangan Kantor Dinas Pendidikan Jawa Barat," katanya.
Baca juga: DPRD minta Pemkot Bogor lakukan lima langkah penanganan klaster sekolah
Baca juga: DPRD minta Pemkot Bogor lakukan lima langkah penanganan klaster sekolah