Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ditutup menguat, seiring turunnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).
Rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.355 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.375 per dolar AS.
"Rupiah bisa menguat hari ini seiring dengan tekanan dari yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang mereda," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Harga emas naik hari keenam ditopang penurunan dolar dan "yield" obligasi AS
Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun bergerak turun ke kisaran 1,62 persen. Menurut Ariston, ekspektasi pasar terhadap kenaikan inflasi di AS mulai mereda karena data ekonomi AS tidak terlalu solid.
Semalam data indeks aktivitas bisnis manufaktur di Philadelphia AS untuk Mei 2021 dirilis 31,5, di bawah data April 50,2.
Indeks dolar AS juga terlihat melemah, bergerak di dekat kisaran terendah dalam dua bulan terakhir di 89,75.
"Dari dalam negeri, surplus neraca perdagangan RI bulan April yang lebih besar dari bulan sebelumnya, juga membantu penguatan rupiah hari ini," ujar Ariston.
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan Indonesia surplus 2,19 miliar dolar AS pada April 2021, yang menjadikan surplus beruntun selama 12 bulan sejak Mei 2020.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.352 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.340 per dolar AS hingga Rp14.387 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat menjadi Rp14.375 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.396 per dolar AS.
Rupiah akhir pekan menguat seiring dengan turunnya imbal hasil obligasi AS
Jumat, 21 Mei 2021 19:56 WIB
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.352 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.340 per dolar AS hingga Rp14.387 per dolar AS.