Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan selama periode Lebaran 2021/Idul Fitri 1442 Hijriah terjadi penarikan uang tunai sebesar Rp34,8 triliun oleh masyarakat di wilayah Jabodetabek.
"Khusus Jabodetabek, BI mencatat penarikan dana tunai naik 61 persen atau Rp34,8 triliun, dan ini lebih tinggi dibandingkan nasional," kata Airlangga, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, memaparkan laporan yang diperolehnya dari Bank Indonesia (BI).
Baca juga: Kurs Rupiah ditutup melemah tipis di tengah variasi mata uang regional
Baca juga: Kurs Rupiah relatif datar di tengah kenaikan imbal hasil obligasi AS
Sedangkan, jumlah uang beredar selama momentum Lebaran secara nasional, katanya, mencapai sebesar Rp154,5 triliun.
"Dilaporkan oleh Bank Indonesia bahwa peredaran uang sebesar Rp154,5 triliun atau meningkat dibandingkan tahun lalu, sebesar 41,5 persen," ujarnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia memproyeksikan kebutuhan uang kartal periode Idul Fitri 2021 sebesar Rp152,14 triliun atau meningkat 39,33 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan realisasi penarikan pada posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp109,20 triliun.
Baca juga: Kurs Rupiah ditutup menguat di tengah variasi mata uang regional
Hal itu berdasarkan proyeksi kebutuhan dana tunai di pulau Jawa yang sebesar Rp59,4 triliun, disusul kantor pusat Rp39,99 triliun, Sumatera Rp25,95 triliun, Kalimantan Rp10,39 triliun, Sulawesi, Maluku, dan Papua Rp10,85 triliun, dan terakhir Bali Nusra Rp5,58 triliun.
"Perbankan mengajukan rencana penarikan uang sebesar Rp152,14 triliun, meningkat 39,33 persen dibandingkan 2020 sebesar Rp109,2 triliun," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim.
Terjadi penarikan uang tunai Rp34,8 triliun di Jabodetabek saat Lebaran
Senin, 17 Mei 2021 15:25 WIB
Khusus Jabodetabek, BI mencatat penarikan dana tunai naik 61 persen atau Rp34,8 triliun, dan ini lebih tinggi dibandingkan nasional.