Bogor (ANTARA) - “Batukku tak kunjung sembuh, tenggorokanku sakit,dadaku sesak seperti tertusuk-tusuk,
jantungku mulai berdegup lebih kencang, khawatir tertular corona.
Aku akan diasingkan.
Aku akan sendirian, tidak ada lagi yang mau mendekat apalagi ngobrol denganku.
Apa aku harus sendirian berjuang melawan COVID?”
Bayangkan, seandainya hal itu dialami oleh diri kita sendiri. Apa rasanya? Syukurlah, itu hanya kalimat pengantar sebuah flyer di media sosial, tentang ajakan mengikuti peluncuran program Temanco secara online.
Baca juga: Dinkes Kota Bogor kembali temukan 22 kasus positif COVID-19
Peluncuran berlangsung, Kamis sore awal September lalu di halaman Sekolah Alam Bogor dalam acara singkat dan terbatas. Hadir antara lain, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, General Manager Bisnis Radar Bogor, Nihrawati AS, Pembina Teman Hijrah, Hilman Fauzi dan Ketua Yayasan Progres Insani, Husnan.
Temanco merupakan gerakan yang dikoordinir Salam Aid, sebuah lembaga sosial kemanusiaan dari Yayasan Progres Insani, pengelola Sekolah Alam Bogor. Dengan mendapat dukungan Dinas Kesehatan Kota Bogor, gerakan ini bertujuan menghimpun dan mengelola para relawan untuk menjadi teman “curhat” bagi mereka yang masih bergulat dengan COVID-19.
Menurut Direktur Salam Aid, Luthfi Kurnia, Temanco berbasis pada tiga aksi utama yang intinya bertujuan menemani pasien COVID-19 dan keluarganya.
“Aksi utama pertama Temanco adalah pendampingan psikis yang dilakukan para relawan yang terdiri dari para survivor COVID-19 dengan para pasien. Para survivor akan menjadi teman cerita, teman curhat, dan teman berbagi bagi para pasien COVID-19. Tugasnya bukan mengganti peran dokter atau perawat, tapi bagaimana mereka berbagi pengalaman ketika berjuang mengatasi vius ini,” lanjutnya.
Baca juga: Wali Kota Bogor instruksikan jajarannya jangan kendor tangani Covid-19
Dukungan seperti itu, menurut seorang penyintas, dirasakan betul manfaatnya. “Dukungan dari orang terdekat dan teman 'curhat' memegang peran penting membantu kesembuhan, selain tentu saja obat dan aneka suplemen, serta saran dokter,” ungkap Ara Wiraswara, yang Maret lalu dinyatakan positif tertular COVID-19.
Selama 22 hari menjalani isolasi di rumah sakit ditambah hampir 3 bulan isolasi mandiri di rumah, ia merasakan betul pentingnya teman-teman yang bisa mendampinginya melewati hari-hari yang sepi, menjemukan dan penuh kecemasan.
“Setelah sembuh, alhamdulilah saya berkesempatan jadi teman ngobrol beberapa orang yang tengah berjuang dengan COVID-19. Kemudian terpikirkan konsep teman ngobrol dengan pasien dan mengajak lebih banyak para survivor seiring terus naiknya angka positif COVID-19 di Bogor,” katanya.
Baca juga: Bima Arya kunjungi wilayah paling merah di Kota Bogor
Menurutnya, ide ini pertama kali didiskusikan dengan sesama survivor dan dengan beberapa sahabat lainnya. Ada semangat yang sama diantara mereka. Sampai kemudian, “Ide ini membesar dengan semangat menjadi gerakan berbasis relawan. Tidak hanya teman ngobrol, tetapi juga pendampingan ekonomi bagi keluarga pasien yang berasal dari keluarga tak mampu,” lanjutnya.
Mengingat gerakan ini berbasis relawan, menurut Lutfi, pihaknya membuka pendaftaran bagi para survivor yang ingin tergabung sebagai relawan.
“Caranya mudah, siapapun tinggal mengakses tautan yang ada di instagram @salamaid dan langsung mendaftar,” bebernya.
Untuk pasien COVID-19 sendiri, program Temanco akan ditawarkan kepada setiap mereka melalui Dinas Kesehatan Kota Bogor sebagai pemilik database pasien COVID-19.
“Mereka yang bersedia didampingi ini, yang kemudian akan dihubungi para relawan survivor untuk berbagi cerita dan pengalaman survive dari COVID-19,” kata Lutfi.
Baca juga: Wali Kota Bogor kunjungi 22 RW merah COVID-19 cek kesiapan relawan
Ia juga bersyukur dalam perancangan program ini, Salam Aid dipertemukan dengan Teman Hijrah, sebuah komunitas kajian yang banyak diisi anak-anak muda.
“Sinergi pendampingan pasien COVID-19 juga akan menyentuh sisi spiritual melalui keterlibatan teman hijrah,” ujarnya.
Aksi utama kedua Temanco, adalah pendampingan ekonomi bagi keluarga pasien dari keluarga tidak mampu. Menurut Lutfi, pandemi ini tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan, tetapi juga aspek ekonomi pasien.
“Kami ingin membantu warga yang terdampak dengan memastikan kebutuhan pokok mereka tercukupi ketika ada anggota keluarganya harus menjalani isolasi mandiri atau perawatan di rumah sakit,” ungkapnya.
Sedangkan aksi utama ketiga Temanco adalah edukasi kepada warga ketika ada tetangganya terpapar COVID-19. Di tengah masyarakat, masih ada warga yang panik berlebihan dan justru berdampak pada buruk pada proses penyembuhan pasien COVID-19.
“Kami ingin mengajak warga untuk merasakan empati lebih ketika ada tetangganya terkena COVID-19. Khawatir dan hati-hati boleh, tetapi jangan sampai memberikan reaksi yang berlebihan. Nanti kami akan bergandengan dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan edukasi ini,” ucapnya.
Baca juga: Dinkes Kota Bogor terus gencar lakukan kampanye masker
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno menyambut baik hadirnya program Temanco.
“Kami selaku pemerintah, tentu saja tidak bisa bergerak dan berjalan sendiri di tengah kenaikan kasus penyebaran virus ini. Gerakan seperti ini Insya Allah adalah bentuk sinergi dan kolaborasi antara pemerintah dengan seluruh elemen masyarakat untuk bersama melawan COVID-19,” ungkap Sri.
Pandemi virus corona, diperkirakan masih akan terus berlanjut untuk beberapa waktu kedepan. Penularan kepada siapapun masih sangat dimungkinkan.
Seperti diungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, pemerintah tidak bisa sendirian mengatasi wabah ini. Perlu dukungan dan kontribusi masyarakat.
Kesadaran diri kita untuk selalu waspada dan disiplin memenuhi protokol kesehatan, tetap menjadi syarat utama. Tindakan disiplin diri itulah kontribusi terpenting yang dapat diberikan oleh siapapun warga masyarakat. (Advertorial).
Tentang Salam Aid
Sebagai salah satu lembaga kemanusiaan di Kota Bogor, Salam Aid berperan dalam aksi-aksi nyata membantu masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Sejak Maret 2020, Salam Aid bergerak seperti menyalurkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) bagi sejumlah rumah sakit, bahkan sampai ke Jawa Timur.
Kemudian penyediaan mobil siaga COVID-19 untuk pasien yang akan didampingi melakukan tes swab atau menyalurkan bantuan bagi keluarga yang terdampak covid19. Juga keberadaan Warung Seribu Cinta berkah yang menyediakan makanan gratis setiap Jum’at.
Hingga saat ini total ada 51.779 jiwa yang telah menerima manfaat dari serangkaian program Salam Aid di kurang lebih 29 kota dan kabupaten seluruh Indonesia. Dan kondisi seperti sekarang ini, mendorong Salam Aid memperkuat semangat membantu masyarakat di tengah pandemi COVID-19 melalui kehadiran program Temanco.
Temanco, teman bagi yang sedang terjangkit COVID-19
Rabu, 9 September 2020 11:36 WIB
Aksi utama pertama Temanco adalah pendampingan psikis yang dilakukan para relawan yang terdiri dari para survivor COVID-19 dengan para pasien.