Bogor (Antara) - Berbagai kegiatan perlombaan memeriahkan hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-68 dilaksungkan warga Kota Bogor, salah satunya lomba membaca puisi berbahasa Sunda, Minggu.

Lomba membaca puisi dengan bahasa Sunda ini digelar warga di Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

"Puisi yang dibacakan adalah puisi perjuangan tokoh pejuang Bogor yakni Kapten Muslihat," kata Ketua Panitia Pelaksana, Goemiati Dadang.

Goemiati menyebutkan, pembacaan puisi ini dilakukan dengan dua bahasa yakni Bahasa Indonesia dan Sunda.

Lomba diikuti oleh anak-anak usia sekolah dasar. Tujuan dari lomba ini, selain menanamkan rasa cinta terhadap bangsa juga meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan generasi muda.

"Lomba ini mengajarkan mereka agar mencintai bahasa ibunya, bahasa Sunda yang sekarang ini sudah mulai ditinggalkan," katanya.

Sebelum lomba dilaksanakan, para peserta pembaca puisi diberi pengarahan dan pengetahuan tentang isi puisi oleh Neneng Sri Hafsah yang juga mantan kepala sekolah dasar, karena puisi tersebut tentang perjuangan Kapten Muslihat.

Menurut Goemiati, lomba membaca puisi ini juga mendidik mereka agar berani tampil di depan umum.

"Ada dua puisi yang dibacakan, yakni yang berjudul Kapten Muslihat dalam bahasa Indonesia dan Kuburan di Sisi Lembur dalam bahasa Sunda, keduanya dibuat� budayawan Bogor, Dadang HP," kata. Goemiati.

Menurut Goemiati, meskipun para peserta kurang memahami isi dari puisi tersebut, ternyata semangat mereka untuk menyelesaikan lomba sangat hebat.

Seperti yang dilakukan Hana (7) yang membaca puisi secara terbata-bata. Ia, tetap bersemangat menyelesaikan bacaan puisinya dengan waktu lebih kurang 10 menit, padahal �bagi yang membacanya sudah lancar paling lama 3 menit saja.

"Membacanya susah sekali, apalagi yang bahasa Sunda," ujar dara kecil itu.

Sebuah sikap yang harus diapresiasi, meskipun dirasa sangat susah, siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) ini, tetap menyelesaikan tugasnya membaca puisi, ujar Goemiati.

Selain lomba baca puisi bahasa Sundi, berbagai lomba 17 Agustus juga digelar seperti makan kerupuk, membawa kelereng dengan sendok.

Perlombaan 17 Agustus ini digelar di sejumlah tempat seperti di lapangan perumahan Bumi Menteng Asri, bahkan warga di Jalan Mawar yang menggelar lomba makan kerupuk di pinggir jalan raya.

Pewarta: Oleh Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013