Bogor (Antara) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan bersama Menteri Kehutanan Korea Selatan, Shin Won Sop meresmikan fasilitas Hambalang Eco-Edu Forest, di Desa Hambalang, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.

"Karena Hambalang lagi ada sorotan, ada baiknya namanya diganti jadi Sentul Eco-Edu Forest," kata menteri saat memberikan kata sambutan.

Menteri menyebutkan, kerja sama Indonesia dan Korea Selatan di bidang kehutanan dimulai jauh sebelum dibukanya hubungan diplomatik antara ke dua negara yakni 1973 yaitu masuknya perusahaan PMA Korea Selatan dalam investasi di bidang pengusahaan hutan pada tahun 1968 di Kalimantan Selatan.

Adapun pembentukan Indonesia Korea Foresty Committe (IKFC), lanjut Menteri, merupakan forum bilateral Republik Indonesia-Republik Korea di bidang kehutanan di mulai pada tahun 1979 dalam rangka perluasan cakupan kerja sama ke dua negara yang meliputi investasi hutan tanaman, penelitian kehutanan, konservasi dan perlindungan hutan serta pengembangan sumber daya manusia.

Pada tahun 2007, lanjut Menteri, dibentuk Indonesia Korea Forest Forumn (IKFF).

"IKFF ini memberi ruang kepada para pemangku kepentingan di Indonesia dan Korea untuk terlibat dalam memajukan kerja sama kedua negara khususnya bidang kehutanan," ujarnya.

Menteri menjelaskan, Hambalang Eco-Edu Forest memiliki luas 700 hektare adalah bagian dari Sentul Eco-Edu Forest yang total luasnya 9.000 ha.

Sentul Eco-Edu Forest ini, lanjut menteri, sedang dikembangkan oleh Perum Perhutani dalam rangka mengantisipasi perkembangan daerah Sentul yang menjadi pusat perkembangan pemukiman, wisata kota dan perekonomian Kabupaten Bogor dan dalam poros Jakarta-Bogor yang semakin padat perkembangannya.

Di areal tersebut, lanjut Menteri, telah dibangun sejumlah fasilitas yang terdiri dari ruang kelas, laboratorium, penginapan dan fasilitas pendukung lainnya.

"Pembangunan Hambalang Eco-Edu Forest ini merupakan salah satu kerja sama yang konkret antara Indonesia dan Republik Korea," katanya.

Kedepannya, kata Menteri, diharapkan agar Hambalang Eco-Edu Forest menjadi yang terbaik di bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan ekotorisme di bidang kehutanan.

Sementara itu, Menteri Kehutanan Shin Won Sop menyebutkan, kerja sama Indonesia dan Korea dalam bidang diplomatik sudah berlangsung selama 40 tahun.

Menurut dia sejauh ini kerja sama tersebut berjalan dengan sangat baik.

"Sebelum kerja sama kehutanan, Korea sudah lebih dulu ekspansi kerja sama dengan Indonesia oleh swasta," kata Shin.

Ia menyebutkan, Korea dan Indonesia sama-sama memiliki misi untuk mengembangkan negara lebih baik.

Korea saat ini, lanjut dia, sedang menggelar program penghijauan dengan melastarikan hidup masyarakat lewat pengembangan hutan dan desa.

"Saya dengar pemerintah Indonesia sedang mengampanyekan gerakan penanaman satu miliar pohon, dan penghijauan. Ke dua negara meski memiliki budaya beda tapi mempunyai misi yang sama dalam melestarikan lingkungan dan penghijauan," katanya.

Shin berharap kerja sama antara keduanya menghasilkan karya produktif untuk hasil kehutanan lebih baik.

Peresmian Fasilitas Hambalang Eco-Edu Forest ditandai dengan meresmikan prasasti kerja sama antara dua negara.

Selain meresmikan, digelar juga pertemuan IKFC ke-21 dan IKFF ke-7 di Hambalang.

Tujuan dan perkembangan Hambalang Eco-Edu Forest meningkatkan kerja sama "Green Partnership" antara Indonesia dan Korea.

Mei 2008, penandatanganan MoU mengenai kerja sama Hambalang.

Juli 2011, penandatangan RoD Hambalang Green Partnership Model Forest.

Desember 2011, KIFC mulai membangun konstruksi tahap pertama.

Fasilitas di Hambalang Eco-Edu Model Forest di dalam lokasi Hambalang berdiri 10 bangunan seluas 998 meter, di atas areal 7 ha bekerja sama dengan Perum Perhutani dengan luas keseluruhan lahan 630 ha.

Yang terdiri dari 2 buah bangunan kantor, 2 buah asrama dan ruang kuliah dengan kapasitas 100 orang, kantin dan lain-lain.

Acara peletakan batu pertama (Desember 2011) dan selesai dibangun (Oktober 2012).

Monumen Hambalang Eco-Edu Forest yang berupa bola dunia yang ditaruh diatas akar kayu yang terbuat dari material kayu tersebut melambangkan harapan bahwa melalui kerja sama di bidang kehutanan antara kedua negara dapat mengurangi dampak buruk dari perubahan iklim dan melindungi bumi kita agar tetap hijau.

Pewarta: Oleh Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013