Bogor (Antaranews Megapolitan) - Pemanfaatan sumberdaya perikanan tepat guna masih terus berkembang. Pengembangan metode yang ramah lingkungan dilakukan dalam upaya mempertahankan daya dukungnya. Salah satu contoh konkret yang dilakukan oleh dosen dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (PSP FPIK IPB), Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc dan tim adalah dengan membuat rumpon portable dan atraktor cumi-cumi.
Baru-baru ini Prof. Mulyono melakukan sosialisasi teknologi tepat guna dalam bidang pemanfaatan sumberdaya perikanan di Lampung (26/10). Sosialisasi telah dilakukan di 30 kabupaten yang tersebar di seluruh Indonesia. Sosialisasi yang disampaikan terkait rumpon portable dan atraktor cumi-cumi, disampaikan kepada para nelayan yang berkecimpung di dunia penangkapan ikan.
Prof. Mulyono menciptakan rumpon portable bersama tim dosen FPIK IPB yaitu Dr. Roza Yusfiandayani, S. Pi dan Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc. Keunggulan rumpon portable adalah kepraktisannya yang bisa dibongkar dan dipasang dengan mudah. Rumpon portable menggunakan tali rafia dan frekuensi suara sebagai atraktor yang dapat mengumpulkan ikan di titik tertentu. Rumpon portable belum lama ini didaulat sebagai 10 Inovasi Unggulan dari 261 Inovasi se-Indonesia di Ajang Pameran Inovasi Inovator Indonesia Expo (I3E) 2018 yang merupakan salah satu program dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Rumpon portable dikembangkan dari rumpon konvensional yang biasanya dipasang secara menetap. Penggunaan rumpon konvensional memiliki risiko yang tinggi di perairan karena kapal-kapal yang beroperasi di daerah rumpon bisa saja menyebabkan kerusakan. Selain itu, adanya tumpang tindih penggunaan alat tangkap seperti adanya jaring hanyut yang dapat merusak rumpon. Rumpon portable dicetuskan sebagai solusi praktis dalam upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan yang tepat guna.
Atraktor cumi-cumi merupakan inovasi teknologi tepat guna dalam bidang pemanfaatan sumberdaya perikanan pertama kali di Indonesia yang dicetuskan oleh Prof. Mulyono. Atraktor cumi-cumi digunakan untuk menarik cumi-cumi bertelur di daerah atraktor. Musim bertelur cumi-cumi biasanya dimulai sejak musim penghujan hingga akhir musim hujan. Selain digunakan untuk membantu nelayan menangkap ikan, atraktor cumi-cumi ini dapat menjadi daerah penangkapan potensial di kedalaman 3-7 meter dari pinggir pantai untuk menarik ikan.
“Ini adalah sosialisasi teknologi tepat guna yang dapat diterapkan untuk membantu nelayan dalam usaha atau pengembangan usaha perikanan. Atraktor cumi-cumi dibuat dari drum, pralon, dan masih banyak bahan lain yang kemudian ditambahkan tali yang merupakan tempat cumi-cumi meletakkan telurnya. Pengembangan atraktor ini masih terus dilakukan agar menjadi alat yang praktis digunakan oleh nelayan,” tandasnya (AD/Zul).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Baru-baru ini Prof. Mulyono melakukan sosialisasi teknologi tepat guna dalam bidang pemanfaatan sumberdaya perikanan di Lampung (26/10). Sosialisasi telah dilakukan di 30 kabupaten yang tersebar di seluruh Indonesia. Sosialisasi yang disampaikan terkait rumpon portable dan atraktor cumi-cumi, disampaikan kepada para nelayan yang berkecimpung di dunia penangkapan ikan.
Prof. Mulyono menciptakan rumpon portable bersama tim dosen FPIK IPB yaitu Dr. Roza Yusfiandayani, S. Pi dan Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc. Keunggulan rumpon portable adalah kepraktisannya yang bisa dibongkar dan dipasang dengan mudah. Rumpon portable menggunakan tali rafia dan frekuensi suara sebagai atraktor yang dapat mengumpulkan ikan di titik tertentu. Rumpon portable belum lama ini didaulat sebagai 10 Inovasi Unggulan dari 261 Inovasi se-Indonesia di Ajang Pameran Inovasi Inovator Indonesia Expo (I3E) 2018 yang merupakan salah satu program dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Rumpon portable dikembangkan dari rumpon konvensional yang biasanya dipasang secara menetap. Penggunaan rumpon konvensional memiliki risiko yang tinggi di perairan karena kapal-kapal yang beroperasi di daerah rumpon bisa saja menyebabkan kerusakan. Selain itu, adanya tumpang tindih penggunaan alat tangkap seperti adanya jaring hanyut yang dapat merusak rumpon. Rumpon portable dicetuskan sebagai solusi praktis dalam upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan yang tepat guna.
Atraktor cumi-cumi merupakan inovasi teknologi tepat guna dalam bidang pemanfaatan sumberdaya perikanan pertama kali di Indonesia yang dicetuskan oleh Prof. Mulyono. Atraktor cumi-cumi digunakan untuk menarik cumi-cumi bertelur di daerah atraktor. Musim bertelur cumi-cumi biasanya dimulai sejak musim penghujan hingga akhir musim hujan. Selain digunakan untuk membantu nelayan menangkap ikan, atraktor cumi-cumi ini dapat menjadi daerah penangkapan potensial di kedalaman 3-7 meter dari pinggir pantai untuk menarik ikan.
“Ini adalah sosialisasi teknologi tepat guna yang dapat diterapkan untuk membantu nelayan dalam usaha atau pengembangan usaha perikanan. Atraktor cumi-cumi dibuat dari drum, pralon, dan masih banyak bahan lain yang kemudian ditambahkan tali yang merupakan tempat cumi-cumi meletakkan telurnya. Pengembangan atraktor ini masih terus dilakukan agar menjadi alat yang praktis digunakan oleh nelayan,” tandasnya (AD/Zul).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018