Cikarang, Bekasi (ANTARANews Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat berencana menempatkan produk khas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal di setiap pasar tradisional mulai dari batik, kerajinan tangan hingga kuliner khas Kabupaten Bekasi.

"Rencananya sudah dari tahun lalu, dan tahun ini sudah mulai dieksekusi. Satu tempat telah tersedia dan siap ditempati," kata Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi Abdul Rofiq, di Cikarang, Minggu yang baru lalu.

Rofiq menjelaskan bahwa program ini merupakan kerja sama lintas instansi, di antaranya Dinas Perdagangan yang berperan menyiapkan tempat serta memasarkan, Dinas Koperasi dan UMKM yang bertugas menyiapkan pelaku usaha, serta Dinas Pariwisata yang akan mempromosikan produk yang bakal dipamerkan.

"Jadi kami untuk tempat pertama telah tersedia, yakni Pasar Serang di Kecamatan Cikarang Selatan. Tempatnya sudah siap dan dari sisi potensi pasarnya terbilang tinggi. Di titik ini banyak terdapat perumahan yang penghuninya banyak yang bukan warga asli Kabupaten Bekasi. Tentu mereka ingin mengetahui produk khas Kabupaten Bekasi," katanya.

 Di sana telah tersedia lima kios untuk para pelaku usaha yang berasal dari UMKM. Berdasarkan hasil koordinasi sementara, kios tersebut akan diisi oleh pelaku usaha dari tiga klaster, yakni kuliner, kerajinan tangan, dan batik.

Menurut dia lebih lanjut, ketiga jenis produk tersebut merupakan produk yang kerap dicari sebagai produk khas setiap daerah.

"Jadi tujuannya sebenarnya ingin mendekatkan produk unggulan ini dengan pasarnya, yakni masyarakat itu sendiri," katanya lagi.

Rofiq menambahkan, produk asal Kabupaten Bekasi sebenarnya banyak diminati namun peminatnya justru kerap kesulitan mendapatkan produk tersebut. Maka dari itu, dibuat kerja sama antar instansi untuk meningkatkan penjualan dari sisi ekonomi serta mengenalkan lebih jauh Kabupaten Bekasi dari sisi pariwisata.

 "Kalau dilihat, apa kekhasan Kabupaten Bekasi, banyak yang tidak tahu. Kebanyakan orang tahunya tentang kawasan industri atau pabrik, tapi bagaimana produk kekhasannya. Apa masyarakat tahu tentang kue jalabia, atau kue cincin misalnya. Kemudian apa masyarakat tahu kalau Bekasi itu ada batik khasnya. Maka dari itu, dari program ini kami optimis pertanyaan itu dapat terjawab," katanya.

Pembangunan ruang khusus bagi produk UMKM ini bakal dilakukan di seluruh pasar tradisional di Kabupaten Bekasi yang jumlahnya 12 titik. Tahun ini pembangunan ruang khusus itu telah dilakukan di dua pasar, yakni Serang dan Tambun Selatan.

"Dua pasar ini menjadi semacam pilot project kami. Nantinya apa yang kurang harus dibenahi di total sepuluh pasar lainnya. Sedangkan, seperti halnya Pasar Serang, di Tambun Selatan ini potensi pasarnya tinggi karena menjadi kawasan yang terpadat di Kabupaten Bekasi. Terlebih juga terbilang dekat dengan Kota Bekasi dan DKI Jakarta. Jadi kalau yang ingin, misalnya dari Jakarta, tinggal datang saja ke Tambun," katanya.

 Jika pembangunan di 12 titik ini rampung dilakukan Kabupaten, maka Bekasi akan memiliki galeri produk khas di setiap wilayah.

"Namun kami juga akan memastikan bahwa produk yang dipasarkan ini harus yang memiliki nilai dan kualitas. Kemudian ruangan yang disediakan ini agar jangan sampai digunakan oleh pedagang kelontong, sayur mayur, dan sebagainya, apalagi diperjualbelikan. Ini saya pastikan gratis," katanya.

Plt Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bekasi, Jejen Sayuti mendukung dipamerkannya produk UMKM di setiap pasar tradisional, namun dia menegaskan pembangunan ruang khusus ini jangan hanya berhenti di tahun pertama, sebab pembangunan produk UMKM harus dilakukan secara berkesinambungan.

"Kan produk UMKM ini bukan sekarang dijual terus masyarakat bakal inget, tapi harus terus dipamerkan biar ingatannya melekat. Kalau sekarang dijual, laku, terus mau beli lagi bingung karena kiosnya sudah tutup. Maka jangan sampai seperti itu. Selain menyiapkan tempat, bagaimana juga cara biar terus berjualan tidak bangkrut agar produk Bekasi bisa tersebar," katanya. (ANT/BPJ).

Pewarta: Mayolus Fajar Dwiyanto dan Pradita Kurniawan Syah

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018