Bogor (Antaranews Megapolitan) - Tim penggerak Kampung Tematik Margajaya menyelenggarakan Pasar Rakyat Tani dan Cucurak Bersama di Pondok Syahir, Kelurahan Margajaya, Bogor, Minggu (13/5).
Kegiatan ini dihadiri sebanyak 68 mahasiswa S1, S2 dan dosen Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (Faperta IPB), Kelompok Tani Margajaya, Kelompok Wanita Tani Margajaya, anggota dan petinggi Posdaya, Bappeda Bogor, perangkat desa, instansi pendukung, dan masyarakat Margajaya.
Terdapat beberapa rangkaian acara diantaranya , dialog pakar tentang pengembangan kelurahan Margajaya sebagai desa agrowisata, Expose Urban Farming dari program Kampus Desa, dan cucurak bersama untung menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Acara ini dimulai dengan pembukaan Pasar Rakyat Tani oleh Prof. Dr. Haryono Suyono sebagai pendiri Posdaya. Dalam sambutannya, Agus Sapsilo, Lurah Margajaya mengatakan, semoga acara ini bukan hanya suatu bentuk seremonial karena kelurahan Margajaya telah mendapat juara dua sebagai Kampung Tematik di Bogor, namun menjadi titik awal untuk mewujudkan sebagai desa agrowisata yang bisa mengangkat kehidupan masyarakat Margajaya dan sekitarnya.
Kelurahan Margajaya meraih Juara Dua dalam lomba merancang Kampung Tematik dengan usulan “Kampung Ekowisata dan Bisnis” yang digelar oleh Bappeda Bogor dan diikuti 54 kelurahan. Kemudian para pihak yang terkait bekerjasama dengan IPB, Bappeda Bogor, Rumah Kepemimpinan, dan pihak lainnya untuk merealisasikan usulan tersebut. Seiring berjalannya waktu konsep ekowisata diganti menjadi agrowisata karena lebih sesuai dengan potensi yang ada di kelurahan Margajaya sendiri.
“IPB sekarang sudah mempunyai 323 inovasi dari 828 inovasi di Indonesia. Saya berharap inovasi-inovasi yang ada, terutama dari program Kampus Desa bisa diterapkan di desa dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semoga semua potensi yang ada di desa ini bisa dimanfaatkan dengan baik.
Selain KKN tematik yang selalu diadakan IPB setiap tahunnya, kami juga memiliki Collaboration Innovation Center yang diharapkan bisa membantu masyarakat di sini untuk mengatasi keluhan-keluhan yang ada dengan menggunakan inovasi yang tersedia,” ujar Prof. Sugeng Heri Suseno, Wakil Kepala bidang Pengabdian kepada Masyarakat LPPM IPB. Dadang Suhardi pun sebagai perwakilan dari Bappeda Bogor berharap kolaborasi ini bisa dijalankan secara bertahap dan terus berlanjut nantinya.
Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin, dosen Departemen Arsitektur Lanskap IPB memberikan materi kepada warga untuk menerapkan “Pemberdayaan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan Keluarga melalui Pertanian Perkotaan”. Prof. Hadi meyakini bahwa penerapan ini dapat menjadi objek wisata lanskap yang menarik dan dapat memenuhi ketahanan pangan setiap keluarga di kelurahan Margajaya.
“Program Kampus Desa bertujuan untuk membantu masyarakat untuk menerapkan inovasi-inovasi yang ada di IPB dengan konsep swadaya. Jadi, program Kampus Desa bekerjasama dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat secara swadaya atau suka rela.
Hingga saat ini tercatat lebih dari 60 volunteer yang siap menjadi nara sumber Kampus Desa yang terdiri dari dosen IPB, guru besar IPB, alumni IPB, dan juga aparat Pemda” ujar Ir. Yannefri Bakhtiar, M.Si, sebagai Kepala Divisi Pendamping dan Pemberdayaan Masyarakat Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, LPPM IPB. (vl/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Kegiatan ini dihadiri sebanyak 68 mahasiswa S1, S2 dan dosen Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (Faperta IPB), Kelompok Tani Margajaya, Kelompok Wanita Tani Margajaya, anggota dan petinggi Posdaya, Bappeda Bogor, perangkat desa, instansi pendukung, dan masyarakat Margajaya.
Terdapat beberapa rangkaian acara diantaranya , dialog pakar tentang pengembangan kelurahan Margajaya sebagai desa agrowisata, Expose Urban Farming dari program Kampus Desa, dan cucurak bersama untung menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Acara ini dimulai dengan pembukaan Pasar Rakyat Tani oleh Prof. Dr. Haryono Suyono sebagai pendiri Posdaya. Dalam sambutannya, Agus Sapsilo, Lurah Margajaya mengatakan, semoga acara ini bukan hanya suatu bentuk seremonial karena kelurahan Margajaya telah mendapat juara dua sebagai Kampung Tematik di Bogor, namun menjadi titik awal untuk mewujudkan sebagai desa agrowisata yang bisa mengangkat kehidupan masyarakat Margajaya dan sekitarnya.
Kelurahan Margajaya meraih Juara Dua dalam lomba merancang Kampung Tematik dengan usulan “Kampung Ekowisata dan Bisnis” yang digelar oleh Bappeda Bogor dan diikuti 54 kelurahan. Kemudian para pihak yang terkait bekerjasama dengan IPB, Bappeda Bogor, Rumah Kepemimpinan, dan pihak lainnya untuk merealisasikan usulan tersebut. Seiring berjalannya waktu konsep ekowisata diganti menjadi agrowisata karena lebih sesuai dengan potensi yang ada di kelurahan Margajaya sendiri.
“IPB sekarang sudah mempunyai 323 inovasi dari 828 inovasi di Indonesia. Saya berharap inovasi-inovasi yang ada, terutama dari program Kampus Desa bisa diterapkan di desa dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semoga semua potensi yang ada di desa ini bisa dimanfaatkan dengan baik.
Selain KKN tematik yang selalu diadakan IPB setiap tahunnya, kami juga memiliki Collaboration Innovation Center yang diharapkan bisa membantu masyarakat di sini untuk mengatasi keluhan-keluhan yang ada dengan menggunakan inovasi yang tersedia,” ujar Prof. Sugeng Heri Suseno, Wakil Kepala bidang Pengabdian kepada Masyarakat LPPM IPB. Dadang Suhardi pun sebagai perwakilan dari Bappeda Bogor berharap kolaborasi ini bisa dijalankan secara bertahap dan terus berlanjut nantinya.
Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin, dosen Departemen Arsitektur Lanskap IPB memberikan materi kepada warga untuk menerapkan “Pemberdayaan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan Keluarga melalui Pertanian Perkotaan”. Prof. Hadi meyakini bahwa penerapan ini dapat menjadi objek wisata lanskap yang menarik dan dapat memenuhi ketahanan pangan setiap keluarga di kelurahan Margajaya.
“Program Kampus Desa bertujuan untuk membantu masyarakat untuk menerapkan inovasi-inovasi yang ada di IPB dengan konsep swadaya. Jadi, program Kampus Desa bekerjasama dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat secara swadaya atau suka rela.
Hingga saat ini tercatat lebih dari 60 volunteer yang siap menjadi nara sumber Kampus Desa yang terdiri dari dosen IPB, guru besar IPB, alumni IPB, dan juga aparat Pemda” ujar Ir. Yannefri Bakhtiar, M.Si, sebagai Kepala Divisi Pendamping dan Pemberdayaan Masyarakat Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, LPPM IPB. (vl/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018