Bogor (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, segera membentuk Warga Peduli HIV/AIDS (WPA) salah satu upaya dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di wilayah tersebut.

"Pebentukan WPA diharapkan di masing-masing wilayah, lurah diminta untuk segera menerbitkan SK (surat keterangan)," kata Kepala Seksi Pencegahan, Penanggulangan Penyakit Menular dan Survelans (P3MS) Dinas Kesehatan Kota Bogor, Shari Chandrawati, kepada Antara di Bogor, Senin.

Shari menjelaskan dengan pembentukan WPA yang telah dilatih dan diberdayakan oleh dinas kesehatan, dapat `menjahit` semua potensi yang dimiliki Kota Bogor dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

"Dari WPA, masyarakat sadar, dan mau berbuat dalam pencegahan dan penaggulangan HIV/AIDS, serta menghapus stigma dan diskrimasi kepada penderita, sehingga "Three Zero" dapat terwujud," katanya.

Three Zero menjadi arah kebijakan pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yakni mencegah penderita HIV baru, mengurangi angka kematian karena HIV, dan menghapus stigma atau diskriminasi terhadap penderita.

Shari menyebutkan Dinas Kesehatan Kota Bogor ingin mewujudkan target dunia bebas HIV/AIDS di 2020 yakni target 90.90.90 HIV/AIDS. Target tersebut 90 persen orang tau status HIV/AIDS nya dengan cara melakukan deteksi dini lewat pemeriksaan VCT.

"Saat ini 25 puskesmas di Kota Bogor sudah menyediakan layanan VCT, tiga rumah sakit dan enam puskesmas sudah bisa melayani pemberian IRV bagi pasien HIV/AIDS," katanya.

Target berikutnya, 90 persen penderita HIV/AIDS setelah mengetahui statusnya mau meminum obat. Yang terjadi saat ini, setelah mengetahui status HIV/AIDSnya banyak yang enggan minum obat, dan balik lagi setelah parah, hingga akhirnya meninggal karena HIV/AIDS.

Target 90 persen berikutnya yakni orang yang minum obat didampingi agar jangan sampai putuh minum obat sehingga laju virusnya bisa terdeteksi.

"Jika target 90.90.90 HIV/AIDS bisa tercapai, maka "three zero" bisa terwujud," katanya.

Menurutnya peran WPA adalah mengajak masyarakat untuk sadar dan mau berbuat dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Mengajak masyarakat mau memeriksakan dirinya, memberikan pendampingan bagi penderita, menjaga agar penderita jangan sampai putus minum obat.

"Jadi masyarakat mau dan sadar, maka penderita baru dapat dicegah, penderita mati karena HIV/AIDS juga bisa dieliminir dengan adanya pengobatan rutin, dan tidak ada lagi stigma maupun diskriminasi," kata Shari.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017