Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) menggelar workshop pelatihan literasi digital di Kantor Kelurahan Mekarjaya, Sukmajaya, Depok, Selasa untuk mengingatkan warga menjaga data pribadi.
Workshop dengan tema "Menjelajah dunia internet dengan aman, panduan dasar untuk keamanan online" ini dalam rangka pengabdian masyarakat oleh UI.
Materi disampaikan oleh dosen Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI, Solikhah Yuliatiningtyas yang memberikan sejumlah materi terkait menjaga keamanan di internet, utamanya terkait data pribadi di dunia maya.
Para peserta seminar pun tampak antusias mendengarkan materi yang kini kian penting di era digital.
Baca juga: SKSG UI sebut transportasi darat berikan dampak positif kenaikan PDB
Baca juga: SKSG UI: Diskusi forum lahirkan ide untuk majukan bangsa
Dalam materinya, Solikhah menjabarkan keamanan pribadi perlu dijaga dengan sejumlah cara, di antaranya rutin mengganti pesan sandi dari data pribadi, verifikasi 2 langkah, hati-hati dengan tautan dan aplikasi dengan tidak sembarang mengunggah aplikasi dan klik tautan yang mencurigakan.
Ia menyebut workshop ini adalah salah satu langkah UI untuk memberi edukasi kepada masyarakat bagaimana menjaga diri dari penipuan yang bersifat daring.
"Karena yang kami undang itu para pegiat program kelurahan, jadi kami fokus kali ini lebih ke security system individual dan resiko pelanggaran ITE," ujarnya.
Ia juga memberikan tips kepada masyarakat untuk menghindari penipuan di ruang syber seperti jangan menggunakan nama asli sesuai KTP untuk media sosial, tidak membagikan data pribadi dan autentifikasi 2 faktor.
Baca juga: CSPS SKSG UI menggelar Strategic Policy Forum
"Kalau seandainya sudah terjadi penipuan, segera laporkan ke platform terkait, dan juga lapor ke cyber department," ungkapnya.
Salah satu penipuan yang marak adalah terror pinjaman online (pinjol) yang meresahkan masyarakat. Padahal, banyak yang tidak menggunakan pinjol namun tetap mendapat terror.
"Langsung laporkan ke polisi kalau merasa tidak melakukan itu supaya dapat report paper, lapor online, lapor platform. Dan laporkan ke OJK juga. Itu menunjukkan juga security system kita masih kurang bagus," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Workshop dengan tema "Menjelajah dunia internet dengan aman, panduan dasar untuk keamanan online" ini dalam rangka pengabdian masyarakat oleh UI.
Materi disampaikan oleh dosen Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI, Solikhah Yuliatiningtyas yang memberikan sejumlah materi terkait menjaga keamanan di internet, utamanya terkait data pribadi di dunia maya.
Para peserta seminar pun tampak antusias mendengarkan materi yang kini kian penting di era digital.
Baca juga: SKSG UI sebut transportasi darat berikan dampak positif kenaikan PDB
Baca juga: SKSG UI: Diskusi forum lahirkan ide untuk majukan bangsa
Dalam materinya, Solikhah menjabarkan keamanan pribadi perlu dijaga dengan sejumlah cara, di antaranya rutin mengganti pesan sandi dari data pribadi, verifikasi 2 langkah, hati-hati dengan tautan dan aplikasi dengan tidak sembarang mengunggah aplikasi dan klik tautan yang mencurigakan.
Ia menyebut workshop ini adalah salah satu langkah UI untuk memberi edukasi kepada masyarakat bagaimana menjaga diri dari penipuan yang bersifat daring.
"Karena yang kami undang itu para pegiat program kelurahan, jadi kami fokus kali ini lebih ke security system individual dan resiko pelanggaran ITE," ujarnya.
Ia juga memberikan tips kepada masyarakat untuk menghindari penipuan di ruang syber seperti jangan menggunakan nama asli sesuai KTP untuk media sosial, tidak membagikan data pribadi dan autentifikasi 2 faktor.
Baca juga: CSPS SKSG UI menggelar Strategic Policy Forum
"Kalau seandainya sudah terjadi penipuan, segera laporkan ke platform terkait, dan juga lapor ke cyber department," ungkapnya.
Salah satu penipuan yang marak adalah terror pinjaman online (pinjol) yang meresahkan masyarakat. Padahal, banyak yang tidak menggunakan pinjol namun tetap mendapat terror.
"Langsung laporkan ke polisi kalau merasa tidak melakukan itu supaya dapat report paper, lapor online, lapor platform. Dan laporkan ke OJK juga. Itu menunjukkan juga security system kita masih kurang bagus," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024