Depok (ANTARA) - Rektor Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah menunjuk seorang jaksa aktif, Sri Haryanto, untuk masuk dalam struktur pengawasan internal kampus.
Langkah ini diambil sebagai respons tegas untuk membenahi tata kelola dan memperkuat integritas akademik pasca-krisis di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG).
Penunjukan ini merupakan tindak lanjut dari langkah Rektor UI yang menutup total SKSG. Isu integritas kampus mencuat setelah publik menyoroti dugaan perlakuan istimewa kepada Menteri Bahlil Lahadalia di sekolah tersebut.
"Saya harus tegas. UI tidak boleh kompromi terhadap praktik yang merusak integritas akademik," ujar Rektor Heri Hermansyah dalam keterangannya, Kamis.
Baca juga: UI dan YIMP kolaborasi pemulihan pascagempa Cianjur melalui pesantren
Ia mengatakan menutup SKSG adalah keputusan sulit tapi itu dinilai belum cukup. "Kita butuh reformasi tata kelola dari dalam," tegasnya.
Untuk memastikan reformasi berjalan bersih, Heri yang merupakan alumnus Tohoku University bersurat langsung kepada Jaksa Agung.
Ia meminta pendampingan seorang jaksa aktif yang dinilai memiliki rekam jejak bersih dan keberanian untuk mengawal tata kelola kampus.
Permintaan tersebut direspons positif. Jaksa Agung secara resmi menugaskan Sri Haryanto untuk bergabung di UI dengan mandat memperkuat pengawasan internal dan membangun budaya tata kelola yang transparan.
"Kehadiran Sri Haryanto adalah sinyal bahwa UI serius menjaga integritasnya. Ini untuk mencegah terulangnya praktik-praktik yang mencoreng dunia akademik," tegas Heri.
Baca juga: UI resmikan Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan nama baru dari SIL dan SKSG
Nantinya, jaksa aktif tersebut akan terlibat langsung mendampingi proses audit, menegakkan standar kepatuhan, dan memperkuat Satuan Pengawas Internal (SPI).
"Termasuk membangun sistem transparansi data akademik dan keuangan," tambah Heri.
Ia menegaskan reformasi tata kelola ini berjalan paralel dengan restrukturisasi akademik.
Setelah SKSG ditutup, seluruh program studinya dilebur ke dalam Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL). Dari integrasi tersebut, lahirlah Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB), yang kini diposisikan sebagai motor baru keilmuan UI dalam bidang pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: UI tembus 200 besar dunia, Prabowo: Terima kasih untuk Rektor dan Civitas Akademika
Rektor menegaskan bahwa reformasi ini adalah bagian vital untuk menjaga marwah UI sebagai universitas berkelas dunia.
Capaian terbaru UI yang menembus peringkat 189 dunia versi QS World University Rankings 2025, menurut dia, harus diimbangi dengan integritas yang kokoh.
“Ranking boleh naik, prestasi boleh bertambah, tapi itu semua akan rapuh tanpa integritas. Saya ingin UI dikenal bukan hanya karena kualitas risetnya, tetapi juga karena keberaniannya menegakkan tata kelola yang bersih,” demikian Heri.
