Nairobi, Kenya, (Antara Megapolitan/Xinhua-OANA) - Wilayah Tanduk Afrika berada di ambang krisis baru kemanusiaan yang berkepanjangan saat kekurangan air dan makanan akut mengancam kelangsungan hidup masyarakat lokal, demikian peringatan para pejabat PBB pada Selasa (13/6).

Ahmed Meraikhi, Utusan Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Kemanusiaan, mengatakan kepada wartawan di Ibu Kota Kenya, Nairobi, wilayah Tanduk Afrika menghadapi tingkat rawan pangan yang tak pernah terjadi sebelumnya yang berkaitan dengan konflik dan kejutan iklim.

"Keperluan kemanusiaan di wilayah Tanduk Afrika bertambah dan melampaui kemampuan donor untuk menanggapi," kata Meraikhi, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Ia menambahkan sebanyak 26,5 juta orang berkutat menghadapi kondisi rawan pangan di bagian timur, tengah dan tanduk Afrika.

Pejabat Qatar sebelumnya telah memimpin satu pejabat senior dalam kunjungan lima-hari ke Ethiopia, Somalia dan Kenya guna menilai krisis kemanusiaan yang menyebar dan dipicu oleh kemarau berkepanjangan.

Meraikhi mengungkapkan sebanyak 13,4 juta orang di ketiga negara tersebut sudah mulai menghadapi kelaparan, kekurangan air dan penyakit menular yang diperparah oleh peristiwa alam ekstrem.

"Lebih dari tujuh juta orang di Somalia terpengaruh oleh kemarau sementara 9,2 juta memerlukan akses mendesak ke air minum yang aman guna menghindari wabah kolera," kata Meraikhi.

Ia menambahkan Somalia memerlukan lebih dari 948 juta dolar AS guna menanggulangi keperluan kemanusiaan tahun ini.

Semua negara di Tanduk Afrika kecuali Sudan Selatan belum mengumumkan bencana kelaparan di dalam wilayah mereka kendati fenomena itu sudah membayang.

Meraikhi mengatakan kondisi rawan pangan di Ethiopia dan Kenya masih suram sehingga diperlukan upaya untuk melancarkan reaksi kemanusiaan guna menghindari krisis.

"Kita berada di ambang kelaparan di Ethiopia tapi resiko yang lebih besar berada di Somalia," kata Meraikhi. Ia menambahkan 4,4 juta orang di wilayah Tanduk Afrika sudah kehilangan tempat tinggal akibat konflik dan bencana alam.

Negara Tanduk Afrika dan mitra multilateral mereka harus mencari penyelesaian jangka panjang guna mempertegas masalah yang memicu krisis kemanusiaan.

Pewarta:

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017