Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat menggalakkan gerakan masif pengelolaan sampah mulai dari pemilahan tingkat rumah tangga, komunal hingga komersial.

Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor Hery Antasari di Kota Bogor, Jumat, menilai Kota Bogor yang merupakan kota maju seharusnya sudah tidak lagi mengandalkan open dumping atau membuang sampah secara terbuka.

Menurut Hery, tata kelola sampah untuk daerah selevel Kota Bogor harus ditingkatkan secara teknologi. Ditambah dengan faktor dan rekayasa sosial, kepada warga dan stakeholders dalam membuang sampah.

Baca juga: Pemkot Bogor upayakan pengangkutan sampah di Pasar Merdeka yang numpuk berhari-hari
Baca juga: DLH Kota Bogor jamin kebersihan tetap terjaga usai arak-arakan HJB

“Di waktu yang terbatas (menjadi pj wali kota) ini saya akan coba. Saya kan cuma delapan bulan. Secara jangka pendek akan kita galakkan apa yang sudah ada,” kata Hery.

Beberapa program yang bisa dilakukan, kata Hery, yakni 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Serta program Bank Sampah yang akan diperluas.

“Kemudian yang bisa dilakukan sekarang adalah saya mencari anggaran untuk Refused Derived Fuel (RDF), pengelolaan sampah di dalam kota,” jelasnya.

Dengan penyelesaian pengelolaan sampah di dalam Kota, menurut Hery akan ada penurunan timbulan volume harian sampah yang akan dibawa ke TPA.

Baca juga: Pj Wali Kota Bogor pastikan truk sampah DLH kembali beroperasi

Di mana Kota Bogor masih menggunakan TPAS Galuga di Kabupaten Bogor. Dengan volume timbulan sampah per hari sekitar 500 ton.

“Lumayan kalau ada sekian puluh persen dari timbulan sampah volume harian, sudah bisa selesai di dalam kota. Jadi kita tidak tergantung sebagian besar dibuang ke Galuga,” ucapnya.

Pewarta: Shabrina Zakaria

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024