Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bersama seluruh pemangku kepentingan menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi dalam menghadapi inflasi pada akhir tahun 2023.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Burhanudin di Cibinong, Bogor, Kamis, menjelaskan, untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah, memerlukan kolaborasi seluruh stakeholder dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
"Sudah lakukan koordinasi untuk antisipasi gejolak kenaikan harga serta memastikan kebutuhan bahan pokok masyarakat bisa terpenuhi jelang Natal dan tahun baru," kata Burhan.
Menurut dia, penyumbang utama inflasi di Kabupaten Bogor berasal dari naiknya harga pangan, akibat cuaca ekstrem belakangan ini yang menyebabkan produksi pertanian terganggu.
"Belum lagi tekanan geopolitik global juga diprediksi masih memberikan dampak pada tekanan inflasi di tahun ini khususnya dengan harga energi dan disrupsi jalur perdagangan," tuturnya.
Burhan mengungkapkan, berdasarkan PMK No.101/PMK.010/2021, pemerintah telah menetapkan sasaran inflasi untuk tahun 2023 sebesar 3 persen dengan deviasi kurang lebih 1 persen.
Pada bulan Oktober 2023 tingkat inflasi di Jawa Barat sebesar 0,13 persen secara bulanan dan 2,58 persen secara tahunan. Adapun untuk Kabupaten Bogor, dengan melihat Sister City IHK Kota Bogor, inflasi di bulan Oktober 2023 sebesar 3,01 persen secara tahunan dan 0,12 persen secara bulanan.
"Meskipun angka-angka ini tidak signifikan melampaui target inflasi nasional namun kita perlu memperhatikan situasi dan kondisi agar angka inflasi dapat terjaga," ujar Burhan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Burhanudin di Cibinong, Bogor, Kamis, menjelaskan, untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah, memerlukan kolaborasi seluruh stakeholder dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
"Sudah lakukan koordinasi untuk antisipasi gejolak kenaikan harga serta memastikan kebutuhan bahan pokok masyarakat bisa terpenuhi jelang Natal dan tahun baru," kata Burhan.
Menurut dia, penyumbang utama inflasi di Kabupaten Bogor berasal dari naiknya harga pangan, akibat cuaca ekstrem belakangan ini yang menyebabkan produksi pertanian terganggu.
"Belum lagi tekanan geopolitik global juga diprediksi masih memberikan dampak pada tekanan inflasi di tahun ini khususnya dengan harga energi dan disrupsi jalur perdagangan," tuturnya.
Burhan mengungkapkan, berdasarkan PMK No.101/PMK.010/2021, pemerintah telah menetapkan sasaran inflasi untuk tahun 2023 sebesar 3 persen dengan deviasi kurang lebih 1 persen.
Pada bulan Oktober 2023 tingkat inflasi di Jawa Barat sebesar 0,13 persen secara bulanan dan 2,58 persen secara tahunan. Adapun untuk Kabupaten Bogor, dengan melihat Sister City IHK Kota Bogor, inflasi di bulan Oktober 2023 sebesar 3,01 persen secara tahunan dan 0,12 persen secara bulanan.
"Meskipun angka-angka ini tidak signifikan melampaui target inflasi nasional namun kita perlu memperhatikan situasi dan kondisi agar angka inflasi dapat terjaga," ujar Burhan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023