Depok (Antara Megapolitan) - Wakil Dekan I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA-UI) Prof Ridla Bakri mengatakan, penelitian yang sukses memberi kontribusi positif kepada negara.

"Kami melihat meningkatnya beberapa kelompok penelitian yang sukses memberikan kontribusi bagi negara ini," katanya di Depok, Rabu.

Menurut dia gairah penelitian di bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam mulai menunjukkan peningkatan di Indonesia. Namun masih ada beberapa kendala yang menghambat perkembangan di bidang ini.

"Dukungan dan penghargaan yang selayaknya belum diberikan bagi penelitian dan pengembangan matematika dan ilmu pengetahuan alam. Hal seperti ini memang lazim terjadi di negara berkembang seperti Indonesia," katanya.

"Hal tersebut menunjukkan adanya kesadaran bahwa kita bertanggung jawab untuk mengembangkan pengetahuan terkait matematika dan ilmu pengetahuan alam. Kelompok penelitian ini mengalami beberapa kendala," katanya..

Kendala tersebut di antaranya terkait dana penelitian dan juga minimnya alat penelitian, ujarnya.

Padahal sudah jelas terbukti bahwa matematika dan ilmu pengetahuan alam secara susbtansial memberikan kontribusi pada kehidupan sehari-hari, selain juga mendukung pengembangan teknologi terbaru,

Di sisi lain, masih ada keterbatasan pengalaman, keahlian dan juga komunikasi di antara para peneliti. Menurut Bakri, hal yang terakhir sesungguhnya sangat penting.

"Karena seperti yang telah diketahui, perkembangan matematika dan ilmu pengetahuan alam diuntungkan dari pertukaran ide yang terjadi selama simposium, konferensi, dan forum formal lainnya," kata ahli toksikologi tersebut.

Hal inilah yang mendasari FMIPA dan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) untuk menyelenggarakan International Symposium on Current Progress in Mathematics and Sciences(ISCPMS) 2016.

Simposium yang diselenggarakan untuk kedua kalinya ini mengambil tema "Expanding the possibilities for innovation and interdisciplinary collaboration among researchers in sciences and mathematics."

Hadir membuka acara Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti Dr. Muhammad Dimyati.

Menurut Bakri, simposium internasional harus bisa menyediakan forum yang nyaman dan ramah bagi para peneliti. Dengan demikian bisa memotivasi mereka untuk meningkatkan kemampuan dan produktivitas mereka dalam aktivitas penelitian.

Mengingat sifat universal dari matematika dan ilmu pengetahuan alam, simposium ini mengundang tidak hanya peneliti dari negara berkembang, melainkan juga dari negara maju. Simposium akan menghadirkan beberapa ilmuwan terkemuka dari Eropa, Asia dan Australia sebagai keynote speaker.

Para pembicara ini di antaranya adalah Prof. Dr. Geert de Snoo dari Universitas Leiden, Belanda. Ia sangat peduli pada keanekaragaman hayati dan kesinambungan di kawasan pedesaan, khususnya terkait pengaruh kimia pada keanekaragaman hayati.

Pembicara lainnya adalah Prof. Dr. Hubertus Irth juga dari Universitas Leiden, Selain itu masih ada Prof. Katja Loos dan Prof. Thomas Palstra dari Universitas Groningen, Belanda. Palstra adalah pemilik dari kelompok peneliti utama dalam bidang konduksi elektrik, magnetisme, superkonduktivitas dan ferroelektrik.

Ia merupakan anggota the Dutch Royal Academy of Sciences.UI juga mengundang Prof. Phil Pollett dari Universitas Queensland Australia dan Prof. Mohd Hasmadi Ismail dari Universiti Putra Malaysia. Simposium akan mengekspos kemajuan terkini dari matematika dan ilmu pengetahuan alam.

Hal ini sangat penting bagi semua peneliti yang tertarik untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, Khususnya terkait pengembangan di bidang mereka terutama untuk mendukung teknologi baru.

Simposium juga membahas isu-isu di bidang matematika dan aplikasinya, fisika murni dan terapan, ilmu kimia, ilmu biologi, geosains. Semua makalah yang masuk, setelah proses review, akan dipublikasikan di jurnal internasional.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016