Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia UI Prof. Dr. Drs. Abinawanto, M.Si. mengembangkan kriopreservasi spermatozoa berbahan alami untuk mendukung upaya budi daya ikan.

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers universitas di Kota Depok, Kamis, kriopreservasi adalah teknik penyimpanan material genetik (termasuk spermatozoa) pada suhu dingin dalam jangka waktu tertentu, mulai dari hitungan jam hingga tahun. 

"Harapan saya ke depan adalah bisa mengembangkan metode kriopreservasi dengan bahan alam yang mudah dan murah sehingga dapat dimanfaatkan oleh para petani atau pembudi daya ikan," kata Prof. Abinawanto.

"Ini dilakukan agar masyarakat bisa melanjutkan budi daya ikan secara praktis tanpa memerlukan peralatan yang mahal," ia menambahkan.

Baca juga: UI ciptakan alat minatransporter untuk jaga kesegaran ikan

Guru besar tetap bidang ilmu biologi itu menjelaskan, keberhasilan kriopreservasi ditentukan oleh metode pengambilan sampel (cara mengoleksi sperma); kemasan (tempat menyimpan sperma); larutan pengencer (krioprotektan dan ekstender); serta suhu penyimpanan untuk menjaga sel sperma tetap hidup dan berkemampuan membuahi sel telur.

Pengambilan sampel sperma pada ikan dapat dilakukan dengan cara stripping (dipijat pada bagian perut) atau dibedah.

Dengan metode stripping, spermatozoa hidup yang didapat bisa lebih banyak daripada metode bedah. Metode stripping biasanya digunakan untuk mengambil sperma ikan mas, ikan tawes, dan ikan dewa.

Untuk kemasan, tabung cryogenic (2 mL) dan straw (0,2 mL) dapat digunakan untuk menyimpan sel pada suhu dingin. Tabung cryogenic digunakan untuk menyimpan sperma, sedangkan straw untuk menyimpan embrio (mamalia).

Baca juga: UI ciptakan kapal bagi pembudidaya ikan bandeng

Sementara itu, larutan pengencer yang digunakan untuk mengurangi kekentalan cairan sperma selama penyimpanan dan mencegah terjadinya penggumpalan terdiri atas krioprotektan dan ekstender.

Prof. Abinawanto menekankan pentingnya pemanfaatan krioprotektan extracellular alami yang selain murah juga mudah didapat dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Ia mencontohkan, krioprotektan extracellular alami antara lain madu, susu skim, kuning telur, sari kedelai, sari kurma, dan gula merah.

Menurut dia, krioprotektan alami memiliki efek yang beragam terhadap spermatozoa sesuai dengan jenis krioprotektan yang dipakai dan spesies yang digunakan.

"Krioprotektan alami mampu mempertahankan motilitas, viabilitas, dan fertilitas hingga di atas 80 persen serta mereduksi abnormalitas hingga 10–25 persen," katanya.

Baca juga: Mahasiswa UI Ciptakan Pengganti Minyak Ikan

Selain krioprotektan, ia mengatakan, larutan ekstender juga dimanfaatkan sebagai larutan pengencer dalam kriopreservasi.

Larutan ekstender mengandung garam mineral dan gula yang berfungsi mempertahankan kondisi fisiologis sel selama penyimpanan.

Menurut Prof. Abinawanto, air kelapa merupakan larutan ekstender alami dengan tingkat motilitas 80,36 persen untuk sel sperma ikan gurame.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022