Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran warga Kabupaten Bogor, Jawa Barat dalam membeli rokok mengalami peningkatan selama pandemi COVID-19, meski daya belinya tercatat menurun.

"Belanja rokok meningkat dari 6,19 persen menjadi 7,06 persen berdasarkan persentase pengeluaran per kapita sebulan menurut kelompok komoditas," ungkap Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Kabupaten Bogor, Ujang Jaelani di Cibinong, Bogor, Selasa.

Menurut dia, pada data perbandingan 2019 dan 2020 itu belanja rokok masyarakat bahkan lebih tinggi dari belanja beras yang hanya sebesar 4,89 persen pada 2019 dan 5,46 persen pada 2020.

Baca juga: Belanja rokok warga Bogor naik selama pandemi

Padahal, ia mencatat nilai rata-rata pengeluaran per kapita dalam sebulan penduduk di wilayahnya menurun pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.

"Pada 2019 rata-rata sebulannya pengeluaran per kapita mencapai Rp1,2 juta, tapi 2020 hanya Rp1,1 juta per kapita menurut kelompok komoditas," ujarnya.

Pengeluaran rata-rata per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan, kemudian dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah tangga tersebut.

Baca juga: Laju pertumbuhan ekonomi Bogor kembali melesat pada 2021

Sementara, Bupati Bogor, Ade Yasin menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 berimbas pada meningkatkan angka kemiskinan di Kabupaten Bogor dari 9,06 persen pada 2019 menjadi 14,2 persen pada 2020.

Menurut dia, laju pertumbuhan ekonomi di wilayahnya melambat menjadi -1,19 persen pada 2020 dibandingkan 2019 yang mencapai 5,85 persen.

Baca juga: Perekonomian Kabupaten Bogor membaik dengan PDRB tembus Rp245,22 triliun

"Adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar dan pembatasan kegiatan masyarakat, berdampak pada turunnya aktivitas produksi barang dan jasa terutama yang bertumpu pada sektor ekonomi sekunder dan tersier," kata Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021