Bogor, 25/3 (ANTARA) - Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Himakova) IPB menggelar sosialisasi biopori kepada seratus siswa Sekolah Dasar di Bogor, Minggu.

"Kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Kehutanan dan Air sedunia yang jatuh di bulan Maret," kata Ketua pelaksana peringatan Hari Kehutanan dan Air sedunia Himakova IPB, Mufassirul Umma di sela-sela kegiatan.

Umam mengatakan, pengenalan lingkungan kepada anak sejak usia dini perlu dilakukan mengingat kondisi alam yang kian hari kian memprihatinkan.

Ia mengatakan, air dan hutan merupakan sumber daya alam yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Permasalahan yang muncul saat ini terkait dengan sumber daya alam berupa air dan hutan adalah adanya kasus kelangkaan.

"Indonesia merupakan negara yang kaya sumber air. Sebab, curah hujannya tinggi, rata-rata 2.779 milimeter (mm) per tahun. Namun sebagian wilayahnya justru kekurangan air bersih," katanya.

Ia mencontohkan Bogor mendapat julukan Kota Hujan. Curah hujannya terbilang tinggi, rata-rata 3.552 mm per tahun. Namun, sebagian wilayahnya sering terjadi kekeringan dan kekurangan air bersih. Sejumlah daerah, seperti Cibinong, Ciriung, Parung, Bojonggede, Jasinga, Tenjo, Parung Panjang dan Tajur seringkali mengalami kekeringan.

Menurut Umma, faktor tersebut bisa karena berkurangnya debit air Sungai Ciliwung. Bahkan, Bendungan Katulampa yang menjadi tampungan air juga ikut mengalami kekeringan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelangkaan ini adalah meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan meningkatnya kebutuhan air untuk kegiatan industri di Bogor.

"Kelangkaan terjadi karena kegiatan pemanfaatan sumber daya alam oleh masyarakat tidak dibarengi upaya pelestarian," katanya.

Umma mengatakan, sosialisasi biopori dilakukan di Lapangan Rektorat IPB dan diikuti oleh seratus siswa-siswi SD di sekitar Kampus IPB Dramaga seperti SDN Babakan Dramaga 1, SDN Babakan Dramaga 3, dan SDN Babakan Dramaga 4.

Biopori yang dibuat sebanyak 20 lubang dan berlokasi di Student Center IPB. Kegiatan pembuatan lubang biopori dipilih karena menurut ketua Biro Sosial dan Lingkungan (Sosling) Himakova, Dedi Setyawan, biopori merupakan hasil penemuan salah satu dosen IPB.  

"Biopori selain dapat mencegah banjir, juga dapat menjadi tempat resapan air dan membantu kesuburan tanah," kata Dedi.

Dedi mengatakan, tanah di Bogor yang sudah ramai oleh permukiman tak seefektif dulu lagi dalam menyimpan air. Lebih dari 60 persen hujan di Bogor turun dalam bentuk air limpasan sehingga berpotensi mendatangkan banjir.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian air dan hutan masih sangat rendah. Sedangkan kegiatan eksploitasi secara berlebihan dari sumber daya alam ini terus meningkat.

"Misalnya, perilaku pengambilan air tanah yang kurang proporsional untuk pertanian dan industri," kata Dedi.

Permasalahan tersebut dapat ditanggulangi dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat sejak dini, bahkan sejak usia dini.

"Karena ketika usia dini, masyarakat telah diajarkan sikap hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada sehingga sikap eksploitasi berlebihan dapat dihindari," katanya.

Acara diawali karnaval pada sesi pertama, lalu dilanjutkan dengan pertunjukan teatrikal dan akustik. Berikutnya karnaval sesi kedua, serta ditutup dengan pembuatan biopori.

Acara dibuka oleh Sekretaris Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE) IPB, Agus Hikmat. Acara juga diisi pelatihan pembuatan lubang serap biopori dipandu Pakar Biopori IPB Kamir R Brata.

Laily R.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012