Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat mencatat Kota dan Kabupaten Sukabumi naik peringkat dalam peredaran narkotika, baik jenis sabu, ganja, ekstasi, heavy five dan lain-lain.
"Untuk saat ini atau data 2014 Kota Sukabumi menduduki peringkat ke lima dan Kabupaten Sukabumi peringkat ke sembilan di Jabar," kata petugas BNNP Jabar, Agus D Sukandar kepada Antara di Sukabumi, Rabu.
Menurutnya, pada 2013 lalu Kota Sukabumi hanya menduduki peringkat ke 11 dan Kabupaten Sukabumi di peringkat ke 12, namun hanya berselang setahun peringkat kedua daerah itu peredaran narkoba meningkat. Peningkatan peredaran narkoba ini sangat signifikan untuk kedua wilayah tersebut.
Bahkan, untuk Kota Sukabumi yang jumlah warganya hanya 300 ribu orang pengungkapan kasusnya mencapai 72 kasus, jika dibandingkan dengan Kota dan Kabupaten Bogor yang jumlah warganya mencapai 5 juta orang dengan pengungkapan kasusnya hanya berkisar 100 kasus.
Ini membuktikan bahwa Sukabumi merupakan salah satu daerah tujuan peredaran barang haram itu.
Selain itu, ada beberapa penyebab naiknya kasus narkoba di Sukabumi seperti warganya yang konsumtif dan memiliki laut yang pelabuhannya masih terbuka sehingga kerap dijadikan tempat penyelundupan narkotikan terlarang jaringan internasional.
Bahkan, dalam empat tahun terakhir ini sudah tiga kasus yang diungkap oleh BNN dan Mabes Polri tentang rencana penyelundupan sabu seberat ratusan kilogram dari luar negeri yang pelakunya merupakan warga Iran.
"Sukabumi sangat rawan peredaran narkoba, maka dari itu kami juga berkoordinasi dengan aparat keamanan baik TNI maupun Polri untuk memperketat penyelundupan dan peredaran barang haram itu," tambahnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi mengakui daerahnya rawan terhadap peredaran barang haram ini, maka dari itu pihaknya sudah membentuk Tim Penanggulangan Narkoba dan Tawuran yang anggotanya berasal dari berbagai pihak.
"Yang menjadi penyebab, daerahnya itu menjadi sasaran bandar narkoba untuk melaksanakan bisnisnya seperti warga yang konsumtif dan ekonomi masyarakatnya mayoritas sudah mapan," katanya.
Ia mengatakan pemberantasan narkoba merupakan tugas seluruh pihak, maka dari itu kami mengaajak bersama-sama memerangi peredaran barang haram itu yang bisa merusak generasi penerus bangsa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Untuk saat ini atau data 2014 Kota Sukabumi menduduki peringkat ke lima dan Kabupaten Sukabumi peringkat ke sembilan di Jabar," kata petugas BNNP Jabar, Agus D Sukandar kepada Antara di Sukabumi, Rabu.
Menurutnya, pada 2013 lalu Kota Sukabumi hanya menduduki peringkat ke 11 dan Kabupaten Sukabumi di peringkat ke 12, namun hanya berselang setahun peringkat kedua daerah itu peredaran narkoba meningkat. Peningkatan peredaran narkoba ini sangat signifikan untuk kedua wilayah tersebut.
Bahkan, untuk Kota Sukabumi yang jumlah warganya hanya 300 ribu orang pengungkapan kasusnya mencapai 72 kasus, jika dibandingkan dengan Kota dan Kabupaten Bogor yang jumlah warganya mencapai 5 juta orang dengan pengungkapan kasusnya hanya berkisar 100 kasus.
Ini membuktikan bahwa Sukabumi merupakan salah satu daerah tujuan peredaran barang haram itu.
Selain itu, ada beberapa penyebab naiknya kasus narkoba di Sukabumi seperti warganya yang konsumtif dan memiliki laut yang pelabuhannya masih terbuka sehingga kerap dijadikan tempat penyelundupan narkotikan terlarang jaringan internasional.
Bahkan, dalam empat tahun terakhir ini sudah tiga kasus yang diungkap oleh BNN dan Mabes Polri tentang rencana penyelundupan sabu seberat ratusan kilogram dari luar negeri yang pelakunya merupakan warga Iran.
"Sukabumi sangat rawan peredaran narkoba, maka dari itu kami juga berkoordinasi dengan aparat keamanan baik TNI maupun Polri untuk memperketat penyelundupan dan peredaran barang haram itu," tambahnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi mengakui daerahnya rawan terhadap peredaran barang haram ini, maka dari itu pihaknya sudah membentuk Tim Penanggulangan Narkoba dan Tawuran yang anggotanya berasal dari berbagai pihak.
"Yang menjadi penyebab, daerahnya itu menjadi sasaran bandar narkoba untuk melaksanakan bisnisnya seperti warga yang konsumtif dan ekonomi masyarakatnya mayoritas sudah mapan," katanya.
Ia mengatakan pemberantasan narkoba merupakan tugas seluruh pihak, maka dari itu kami mengaajak bersama-sama memerangi peredaran barang haram itu yang bisa merusak generasi penerus bangsa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015