Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore, menguat seiring membaiknya defisit neraca transaksi berjalan (CAD) pada kuartal I-2020 sebesar 3,9 miliar dolar AS dibandingkan kuartal sebelumnya 8,1 miliar dolar AS.
Rupiah ditutup menguat 60 poin atau 0,41 persen menjadi Rp14.710 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.770 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, mengatakan data CAD yang membaik memang menjadi salah satu faktor yang membantu penguatan rupiah hari ini.
"Meskipun defisit ini mungkin menunjukkan aktivitas dagang yang jauh berkurang karena wabah," ujar Ariston.
Menurut Ariston, pasar masih optimistis dengan mulai bergeraknya kembali perekonomian dan perkembangan wabah yang menurun di beberapa negara pandemi. Perkembangan vaksin COVID-19 juga masih mendukung optimisme pasar tersebut.
Baca juga: Harga emas "rebound" karena dipicu ketakutan resesi sekalipun ekonomi dibuka lagi
Namun demikian, pasar tetap berhati-hati karena ketidakpastian masih tinggi karena wabah belum berhasil ditangani sepenuhnya dan data-data ekonomi masih memburuk.
"Ada tarik menarik antara sentimen positif dan negatif di sesi Asia hari ini sehingga tidak semua aset berisiko menguat sore ini," ujar Ariston.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.755 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.710 per dolar AS hingga Rp14.778 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.785 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.823 per dolar AS.
Jelang Lebaran, Rupiah menguat seiring membaiknya defisit neraca transaksi berjalan
Rabu, 20 Mei 2020 17:15 WIB
Rupiah ditutup menguat 60 poin atau 0,41 persen menjadi Rp14.710 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.770 per dolar AS.