Bogor (ANTARA) - PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) membagikan sebanyak 22.600 paket sembako dan 40.000 masker kain untuk masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi menara telekomunikasi TBIG di seluruh wilayah Indonesia.
Presiden Direktur PT Tower Bersama Infrastructure, Herman Setya Budi, Senin (18/5), menyebutkan bahwa bantuan tersebut diprioritaskan bagi masyarakat terdampak pandemi virus corona COVID-19, demi meringankan bebannya.
Tak hanya itu, Herman menyebutkan bahwa pihaknya juga memberikan bantuan 11 mesin ventilator, dan alat pelindung diri (APD) berupa 7.425 hazmat suit, 8.625 sarung tangan medis, 20 forehead thermometer, serta 58.000 masker medis untuk rumah sakit dan tenaga medis.
“Kami juga mengedukasi pentingnya pemakaian masker kain dan himbauan mematuhi anjuran pemerintah untuk melakukan physical distancing. Kegiatan edukasi ini dilakukan bekerja sama dengan tokoh masyarakat setempat,” ujarnya.
Baca juga: DPRD Kota Bogor usulkan data penerima BLT terus divalidasi agar tepat sasaran
Baca juga: Sempat viral di medsos tukang roti tinggal di gubuk, Bupati Bogor kirimkan bantuan
Ia mengatakan, sejumlah bantuan tersebut merupakan program tanggungjawab sosial perusahaan atau CSR TBIG yang sudah dijalankan sejak 23 April 2020, bertepatan dengan awal bulan Ramadhan.
Menurutnya, sebelum mendistribusikan sembako, pihaknya terlebih dahulu melakukan pendataan di berbagai lokasi dengan melibatkan pengurus RT setempat agar bantuannya tepat sasaran.
Sementara, khusus bantuan berupa alat medis dan APD didistribusikan ke rumah sakit yang menjadi rujukan pasien COVID-19. Herman menyebutkan bahwa bantuan tersebut dilatarbelakangi banyaknya rumah sakit yang mulai kesulitan mendapatkan stok ventilator dan APD yang memadai.
Baca juga: ACT-JNE beri bantuan dapur umum COVID-19 Bekasi
“Pentingnya APD untuk tenaga medis yang berada di garda terdepan dalam menghadapi wabah ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Bantuan donasi saat ini diprioritaskan pada penyaluran ventilator dan APD mengingat banyaknya jumlah rumah sakit yang mulai kesulitan mendapatkan stok yang memadai untuk penanganan pasien,” terang Herman.(KR-MFS).